Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Pastikan Demo Buruh di Kawasan Industri Pulogadung Kondusif dan Tak Ditunggangi

Kompas.com - 08/10/2020, 14:39 WIB
Walda Marison,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


JAKARTA.KOMPAS.com - Kapolsek Cakung, Komisaris Polisi Satria memastikan aksi unjuk rasa di kawasan Industri Pulogadung Jakarta Timur hingga saat ini berjalan dengan kondusif, Kamis (8/10/2020).

Hingga siang ini, belum ada potensi kericuhan yang terjadi meski penolakan omnibus law UU Cipta Kerja oleh buruh masih berlangsung.

"Sampai saat ini masih kondusif. Masih kita kawal," kata Satria saat dihubungi, Kamis (8/10/2020).

Baca juga: Buruh Kawasan Industri Pulogadung Buka Kemungkinan Juga ke DPR untuk Demo Tolak UU Cipta Kerja

Satria mengatakan, pihaknya sudah melakukan beberapa upaya antisipasi terjadinya kerusuhan saat demonstrasi.

Salah satunya berdialog dengan serikat buruh yang di kawasan industri Pulogadung.

Pihak kepolisian dan kelompok buruh sudah menyetujui apa saja yang diperbolehkan selama aksi berlangsung.

"Dengan adanya komunikasi tersebut, segala agenda di luar yang sudah kami bicarakan itu bisa dipastikan dilakukan orang di luar serikat pekerja sini," kata Satria.

Saat itu lah pihak kepolisian akan melakukan langkah hukum guna menindak massa yang dianggap provokator dan menunggangi aksi demonstrasi buruh.

"Yang kami tak inginkan adalah orang-orang yang menunggangi gerakan gerakan buruh," ucap dia.

Lebih lanjut, selama tiga hari demonstrasi, pihaknya belum mengamankan satu pun massa yang dianggap provokator dan memicu keributan.

Pihaknya hanya memberhentikan beberapa kendaraan yang membawa massa demonstran di Jalan Raya Bekasi Cakung. Ketika diperiksa, mereka bukanlah buruh melainkan pelajar.

"Mereka mengatakan ingin melaksanakan demo ke DPR tapi itu pun ditangani di Polres," ucap Satria.

Sebelumnya, sebanyak 7.000 buruh di kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, akan menggelar aksi unjuk rasa menolak omnibus law UU Cipta Kerja, hari ini.

Jumlah tersebut naik dibandingkan hari pertama dengan estimasi jumlah massa 5.000 orang.

Dengan jumlah sebanyak itu, dipastikan kawasan industri Pulogadung lumpuh lantaran semua buruhnya ikut terlibat demonstrasi.

"Kita pastikan kawasan ini tidak ada produksi karena kita mogok kerja seperti surat pemberitahuan, kita sudah berkonvoi juga. Eskalasi 7.000 massa," kata Koordinator Forum Buruh Kawasan, Hilman Firmansyah, saat dihubungi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com