JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga masih mempertimbangkan untuk menonton film di bioskop setelah sejumlah bioskop mulai dibuka pada Rabu (21/10/2020).
Film yang diputar dan jarak menjadi pertimbangan utama sejumlah warga Jakarta untuk menonton film di bioskop.
“Gue belum liat jadwal film. Kalau ada film yang bagus, gue bakal nonton,” kata salah satu warga, Julius (30), Rabu (21/10/2020) sore.
Pasalnya, film-film yang diputar tidak banyak dan ada beberapa yang tidak terlalu baru.
Ia juga mempertimbangkan lokasi bioskop yang dibuka. Julius lebih memilih lokasi bioskop yang dekat dengan rumahnya.
Baca juga: Bioskop di Jakarta Dibuka, Warga Minta Pengelola Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan
“Pertimbangan nonton di bioskop bukan karena takut virus Covid-19, tapi jarak bioskop dan film yang ditayangin,” kata Julius.
Eoudia (27), warga Bintaro, mengatakan, sudah ada keinginan untuk menonton film di bioskop. Ia sudah berani nonton film di bioskop di tengah masa pandemi.
“Gue sih enggak masalah ke bioskop. Keinginan nonton sih ada. Tergantung filmnya apa yang diputar di bioskop,” kata Eoudia, Rabu.
Untuk jarak dari rumah ke bioskop, Eoudia tak mempermasalahkan. Ia lebih ingin berkumpul bersama teman-temannya.
“Jarak sih enggak masalah selama masih bisa ngumpul sama teman-teman hang out ke bioskop,” katanya.
Di tengah angin segar diizinkannya bioskop untuk dibuka, pengusaha sebenarnya dalam posisi dilema.
Baca juga: Bioskop di Jakarta Terapkan Aturan Pembatasan Usia Penonton
Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia(GPBSI), Djonny Syafruddin mengatakan aturan yang ada membuat pengusaha bioskop merugi. Aturan yang dimaksud adalah soal jumlah penonton dalam studio yang tidak boleh lebih dari 25 persen kapasitas.
Menurut Djonny, aturan itu membuat rumah produksi enggan menaruh filmnya di bioskop karena dinilai tidak ada keuntungan yang akan didapat.
Alhasil, bioskop tidak punya film untuk ditampilkan.
“Buktinya yang mereka enggak mau kasih film. Enggak mau diedarin di bioskop, kayak toko enggak ada barang barangnya. Kita kan identik dengan toko,” ujar dia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.