Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Makam Megah hingga Rumah Guci Abu di TPU Petamburan

Kompas.com - 13/11/2020, 12:31 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdapat satu mausoleum atau monumen makam yang masuk dalam tujuh keajaiban dunia. Masyarakat mengenalnya sebagai sebagai Taj Mahal.

Monumen makam yang terletak di Agra, India itu didirikan oleh Raja Shah Jahan sebagai bukti cinta kepada mendiang istrinya Mumtaz Mahal usai tutup usia.

Monumen makam (mausoleum) dengan latar kisah kasih yang serupa, ternyata dapat juga disaksikan di Pusat Ibu Kota Jakarta, tepatnya di TPU Petamburan yang terletak di Jalan KS Tubun nomor 1, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Mausoleum yang menempati bagian tengah TPU Petamburan dan dibangun di masa kolonial Belanda itu pun saat ini dikenal dengan nama Mausoleum OG Khouw.

Bangunan makam yang luas nan megah itu menjadi tempat persemayaman terakhir sepasang saudagar tebu yang kaya raya dari Tambun, Bekasi kala Indonesia masih disebut dengan nama Hindia Belanda.

Kondisi awal Mausoleum OG Khouw di TPU Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.ANTARA/HO/Dokumentasi TPU Zona 2 Jakarta Pusat Kondisi awal Mausoleum OG Khouw di TPU Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Awal mulanya bangunan itu didirikan oleh sang Istri bernama Lim Sha Nio untuk menunjukkan bukti cintanya kepada mendiang suaminya Oen Giok Khouw yang wafat dan dikremasi di Swiss pada 1927.

Lim Sha Nio ingin menciptakan kenangan terakhir yang membekas tentang suaminya sehingga wanita itu memutuskan untuk membangun monumen yang kini dikenal sebagai Mausoleum termegah di Asia Tenggara.

Bagaimana tidak? Tak hanya menggunakan jasa arsitek dari Italia bernama G.Racina, Lim Sha Nio juga memilih untuk menggunakan material terbaik dari Negara pemilik Menara Pisa itu.

Biaya pembuatan tempat persemayaman terakhir OG Khouw itu terbilang fantastis. Lim Sha Nio harus merogoh kocek sebesar 250.000 dolar AS atau setara Rp 3,5 miliar di era tahun 1920-an.

Informasi arsitek yang merancang Mausoleum OG Khouw di TPU Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. ANTARA/Livia Kristianti Informasi arsitek yang merancang Mausoleum OG Khouw di TPU Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Butuh waktu lebih dari satu bulan untuk mendapatkan material seperti batu-batu marmer, ornamen hiasan, hingga baja penyangga yang saat ini menjadi bahan pembuatan Mausoleum OG Khouw mengingat pada masa itu pengiriman impor hanya dapat melalui jalur pelayaran.

Rencana awal Lim Sha Nio dapat dikatakan sukses. Ia berhasil membuat persemayaman terakhir bersama suaminya itu menjadi kenangan yang berkesan dan menjadi sejarah untuk tiga generasi.

Bergaya arsitektur art deco, tak ada kesan seram atau pun mistis pada saat Anda berkunjung ke Mausoleum OG Khouw.

Bisa dikatakan Anda dapat berdecak kagum dan merasa takjub pada saat melihat bangunan berkubah itu masih berdiri tegap meski sudah berusia hampir satu abad.

Nisan Lim Shan Nio dan Oen Giok Khouw di bagian atas Mausoleum OG Khouw di TPU Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. (ANTARA/Livia Kristianti)ANTARA/Livia Kristianti Nisan Lim Shan Nio dan Oen Giok Khouw di bagian atas Mausoleum OG Khouw di TPU Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. (ANTARA/Livia Kristianti)

Mausoleum OG Khouw terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas dan bagian bawah.

Pada bagian atas masyarakat yang berkunjung dapat melihat berbagai ornamen patung-patung malaikat dengan sajian utama merupakan nisan Oen Giok Khouw dan istrinya Lim Sha Nio.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com