Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Muara Angke Gelar Pesta Pernikahan di Tengah Banjir Rob

Kompas.com - 18/11/2020, 14:08 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah beberapa hari ini kawasan Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara dilanda banjir rob atau banjir akibat pasang naik air laut.

Namun banjir rob itu tidak mengurungkan niat Haji Sanusi, warga RW 022, Muara Angke untuk tetap menikahkan putri keempatnya, Mahiyatusoleha, pada Rabu (18/11/2020) ini.

Di tengah genangan banjir setinggi 15 cm, pesta pernikahaan pasangan Mahiyatusoleha dan suaminya, Herri, tetap berlangsung.

Sanusi mengatakan, sebagai warga yang telah tinggal di daerah itu sejak 1993, ia sudah memprediksi adanya banjir rob. Namun, prediksinya tetang waktu terjadinya rob meleset.

"Jadi kami orang lama, ini air musiman sebenarnya kalau disiasati sih bisa," kata Sanusi kepada Kompas.com di sela-sela acara pernikahan itu.

Baca juga: Sumbatan Sampah Bikin Muara Angke Banjir Rob, Lurah: Warga Tak Mau Sadar

"Dua hari sebelumnya kan memamg sudah seperti ini namun berharap tinggi air enggak seperti ini. Ya acaranya lanjut apapun itu namanya sudah risiko bahwa kondisi kami sudah seperti ini," tambah dia.

Para tamu undangan yang hadir cukup ramai, mereka mengantre untuk bersalaman dengan kedua mempelai.

Seorang ibu tampak santai menikmati hidangan meski bagian bawah gaun birunya terendam banjir.

"Seru, seumur-umur baru ini pesta banjir-banjiran tapi seru," ujar seorang tamu kepada Sanusi.

Acara akad nikah sempat molor setengah jam karena banjir naik. Sanusi mengatakan, tinggi air bisa lebih tinggi saat sore nanti.

Sanusi bercerita, pihak besannya sempat keberatan pesta pernikahan itu digelar di rumahnya. Tetapi setelah berunding, kedua keluarga mempelai akhirnya sepakat.

Baca juga: Banjir Rob di Muara Angke Disebabkan Lumpur hingga Cor Beton yang Sumbat Selokan

"Walaupun pihak besan ada keinginan untuk bikin di gedung, tapi kami itu penginnya aslinya di sini. Memang mereka keberatan namun yang namanya kedua belah pihak harus kesepakatan, musyawarah, ya sudahlah kami punya ini apapun yang terjadi," ujar Sanusi.

Sanusi menyebar 2.000 undangan untuk pernikahaan putrinya itu. Acara itu dihadiri keluarga besarnya dan masih akan berlangsung hingga malam hari nanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com