Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS METRO

Gelar “Fight for 1 Point 5”, Anak Muda Tuntut Pemerintah Tingkatkan Target NDC

Kompas.com - 11/12/2020, 19:23 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Sekelompok anak muda dari Extinction Rebellion (XR) Indonesia, Jaga Rimba, dan Walhi Jakarta menggelar tiga rangkaian aksi bertajuk “Fight for 1 Point 5” di Jakarta, Jumat (11/12/2020).

Juru bicara dari XR Indonesia Novita mengatakan, aksi ini merupakan peringatan lima tahun adanya Persetujuan Paris di mana seluruh negara sepakat untuk menahan suhu bumi tidak lebih dari 1,5 derajat Celcius.

“Makanya, fight for 1 point 5 itu gimana caranya kita berjuang supaya suhu bumi kita enggak lebih dari 1,5 derajat celcius,” ujarnya kepada Kompas.com melalui sambungan telepon.

Novita menambahkan, janji Indonesia dalam pemenuhan Persetujuan Paris yang termaktub dalam Nationally Determined Contribution (NDC) dengan target 29 persen atau 41 persen bila bekerja sama dengan Internasional, hanyalah janji semata.

Menurutnya, target NDC Indonesia saat ini nyatanya berada dalam trayektori kenaikan temperatur 3-4 derajat celsius. Lalu, kebijakan-kebijakan saat ini juga sangat jauh dari janji yang diucapkan.

Baca juga: Sekjen PBB Targetkan Aksi Iklim yang Ambisius

“Kami tantang para pemimpin berucap dan bertindak dengan jujur pada dunia untuk masa depan kami,” ungkapnya.

Terkait aksi “Fight for 1 Point 5”, Novita menjelaskan, aksi ini beda dari biasanya di mana masing-masing komunitas menggelar aksi sendiri-sendiri. Biasanya, komunitas hingga individu berkumpul menjadi satu gerakan.

“Di sini, masing-masing komunitas atau gerakan memiliki bentuk yang beda-beda, tapi punya satu benang merah yang sama, yang sesuai dengan fight for 1,5,” terangnya.

Dia mencontohkan, XR Indonesia menamakan aksinya dengan “Kardus Strike”. Aksi ini menampilkan pesan-pesan aspirasi peserta yang dibawa tepat di depan lobi gedung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Baca juga: “Asia Climate Rally”, Nasib yang Sama dan Tuntutan Anak Muda Asia

Untuk Jaga Rimba, aksi digelar di trotoar KLHK sehabis shalat Jumat. Model aksinya ngedrop banner atau pesan2 aspirasi.

“Jadi temen-temen Jaga Rimba ngumpulin pesan aspirasinya dari masayrakat terus mereka simpan dan dikirim ke trotoar depan KLHK,” jelasnya.

Walhi Jakarta sendiri membentuk aksi teatrikal di depan gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan depan lampu merah Sarinah.

Adapun, komitmen Indonesia di Persetujuan Paris sudah 5 tahun berlalu sejak Conference of the Parties (COP) 21. Target NDC Indonesia yang tidak ambisius saat ini tidak akan menekan suhu bumi di bawah 1.5 derajat celcius.

Menurut analisis dari Climate Action tracker pada September 2020, kebijakan indonesia sangat tidak memadai atau highly insufficient.

Baca juga: Gerakan Climate Action Now Kembali Minta Pemerintah Deklarasikan Indonesia Darurat Iklim

Hal ini dibuktikan dengan program pemulihan nasional pemerintah yang tidak mendukung opsi rendah karbon dan masih menjamin utilitas listrik berbobot batu bara.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com