Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Harian Covid-19 Meningkat, Pemkot Bogor Kaji Pembatasan Kembali Aktivitas Warga dan Usaha

Kompas.com - 18/12/2020, 14:12 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Tren kasus harian Covid-19 di Kota Bogor, Jawa Barat, meningkat. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat, terjadi penambahan antara 50 sampai 70 kasus baru setiap harinya.

Hingga Kamis (17/12/2020), sudah ada 4.399 kasus positif Covid-19 di Kota Bogor.

Rinciannya, 840 orang masih dirawat, 3.439 orang dinyatakan sembuh, dan 120 orang meninggal dunia.

"Kasus Covid-19 di Kota Bogor sedang tinggi-tingginya. Kalau di Maret, rata-rata kasus hanya 11 orang (per hari). Setelah Ramadhan, dua minggu tidak ada kasus, namun merambat naik pada Juni dan sekarang mencapai 50-70 kasus Covid-19 per hari," ungkap Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Jumat (18/12/2020).

Baca juga: Polisi Periksa Bima Arya Berkait Kasus Tes Swab Rizieq Shihab

 

Bima mengatakan, atas kondisi itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan segera mengkaji tentang kebijakan baru yang akan diterapkan.

Ia menyebutkan, Pemkot Bogor ada kemungkinan mengambil langkah membatasi kembali aktivitas warga maupun unit usaha.

"Tapi itu masih akan dibahas lebih lanjut dalam rapat evaluasi perpanjangan PSBMK (Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas) pada 22 Desember 2020," tutur Bima.

Baca juga: Bima Arya Tutup Paksa Bank di Bogor Usai 5 Karyawan Positif Covid-19 dan Tetap Beroperasi

 

Bima menambahkan, pemerintah daerah juga berencana menambah fasilitas kesehatan dengan membangun rumah sakit darurat sebagai bentuk antisipasi atas lonjakan kasus yang terjadi setiap harinya.

Rumah sakit darurat ini, sambung Bima, nantinya diperuntukkan bagi pasien dengan gejala sedang dan berat. Pemkot Bogor menargetkan, rumah sakit darurat sudah bisa beroperasi tahun depan.

"Kami juga akan memperkuat unit lacak atau tim surveilans. Tim ini, begitu ada kasus positif, kontak eratnya dilacak. Tapi karena kasus per hari sudah tembus 70 orang, yang artinya harus mencari dan mengawasi kontak erat 1.400 orang, sementara personel unit lacak tidak sampai 1.500," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com