TANGERANG, KOMPAS.com - Antrean panjang calon penumpang pesawat yang hendak melakukan rapid test antigen di Shelter Kalayang Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta terjadi karena petugas harus memasukkan data diri melalui komputer.
Salah satu petugas Bandara Soekarno-Hatta yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, data diri setiap orang yang hendak melakukan rapid test antigen harus dicatat di komputer.
Hal ini merupakan sistem baru yang diterapkan di tempat tes ini.
"Jadi sebelum tiap orang dites, itu petugasnya meng-input dulu data diri masing-masing orangnya," ujar dia.
Baca juga: Hasil Rapid Test Antibodi Masih Berlaku di Soekarno-Hatta Hari Ini
Sebelum hari ini, data diri setiap orang yang hendak melakukan rapid test antigen dicatat secara manual oleh petugas di sebuah buku atau kertas.
Karena pembaruan sistem, pencatatan diri dilakukan melalui sebuah komputer.
"Sistem ini baru banget ada hari ini," ujar dia.
Menurut dia, sistem tersebutlah yang membuat antrean yang terjadi pada pagi hari ini menjadi panjang.
Baca juga: Agar Tak Terjebak Antrean Rapid Test Antigen di Bandara Soekarno-Hatta, Bisa Pilih Opsi Ini
Hingga siang ini, antrean untuk melakukan rapid test antigen yang terjadi tidak sepanjang sebelumnya.
Namun, antrean menunggu hasil tes masih cukup panjang. Terpantau, lebih dari 50 orang hingga saat ini masih menunggu hasil tes masing-masing.
"Kalau yang nunggu hasil tes itu mungkin lama karena harus nunggu print out. Tapi, ini mendingan, karena PC (komputer) di tempat petugas yang mencetak hasil tes ditambah sekitar dua buah (total ada dua laptop)," paparnya.
Pihak kepolisian yang berjaga sampai turut membantu petugas Bandara Soekarno-Hatta untuk membagikan hasil tes agar proses yang terjadi berlangsung lebih cepat.
Hingga saat ini, VP of Corporate Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano masih belum membalas ketika dimintai konfirmasi melalui pesan singkat perihal penyebab antrean panjang yang terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.