Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/01/2021, 13:56 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini sedang menyiapkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan sistem blended learning atau sistem belajar gabungan, antara tatap muka dengan daring.

Pemprov DKI Jakarta sebelumnya mengambil kebijakan untuk menunda KBM tatap muka di sekolah pada semester baru tahun ini.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria dalam acara Sapa Indonesia Malam KompasTV, Sabtu (2/1/2020).

"Kami sedang mempersiapkan panduan pembelajaran blended learning, pembelajaran yang diatur sebagian tatap muka, (dan) sebagian online. Ini kami coba persiapkan berbagai regulasi syarat dan fasilitasnya," ujar Ariza.

Baca juga: Tunda Belajar Tatap Muka, Pemprov DKI Jakarta Siapkan KBM Blended Learning

Blended learning akan memadukan proses belajar dari rumah dan di sekolah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Proses blended learning akan disusun sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh lembaga khusus anak dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF).

Rupanya rencana tersebut menuai tanggapan yang beragam dari para orangtua murid. Mereka agaknya belum satu suara.

Warga Pademangan, Jakarta Utara, Binawati (47), misalnya. Ibu dari dua anak yang masih duduk di bangku SMP dan SMA ini mendukung adanya sistem pembelajaran tersebut.

Menurut Binawati, kedua anaknya sulit berkonsentrasi saat melakukan proses belajar secara online.

Baca juga: Wacana Pemprov DKI Terapkan KBM Blended Learning di Mata Orangtua, Setuju tapi...

"Iya setuju aja, malah bagus kok, soalnya belajar online tuh anak juga susah konsentrasinya, sambil tidur, sambil makan, sambil main," kata Binawati kepada Kompas.com, Selasa (5/1/2021).

"Kalau sebagian ada tatap muka, minimal mereka bisa lebih konsen lah, saya enggak perlu ngawasin terus," sambungnya.

Lain halnya dengan Susi (42). Warga Lodan, Jakarta Utara tersebut justru merasa khawatir bila putrinya yang masih kelas 3 SD mulai belajar di sekolah.

Menurut dia, kasus penyebaran Covid-19 di Jakarta masih terbilang tinggi.

"Aduh jangan dulu deh, (kasus) Corona masih banyak, bisa belajar tapi badan sakit ya buat apa?" ujar Susi.

Susi menuturkan, dia masih sanggup mendampingi sang anak agar bisa menyerap pelajaran dengan baik saat belajar online.

"Mending di rumah aja dulu, sampai virusnya hilang. Saya lebih baik mantau anak belajar di rumah daripada mantau dia di rumah sakit," tambahnya.

Sementara Cisilia (35), warga Sunter yang memiliki putra yang masih TK mengaku setuju dengan sistem blended learning, asalkan dengan penerapan protokol kesehatan yang benar.

Cisilia berpendapat, anak-anak memerlukan ruang untuk bersosialisasi dalam proses tumbuh kembangnya.

"Kalau untuk kebaikan enggak apa-apa, asal prokesnya terjamin, pakai masker dan lain-lain. Anak-anak juga butuh bersosialisasi, enggak cuma belajar teori," ujar Cisilia saat dihubungi Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com