BEKASI, KOMPAS.com - Beberapa hari terakhir, Menteri Sosial Tri Risma Harini menjadi sorotan publik karena aksinya menemui pemulung di jalan.
Namun aksi blusukan Risma itu mengundang banyak cibiran hingga tudingan rekayasa mencuat.
Seperti dua pemulung yang bertemu Risma yakni Kastubi (60) dan Faisal Tanjung (43).
Kastubi yang ditemui di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat dituduh netizen sebagai penjual poster. Sedangkan Faisal dituduh sebagai pemulung yang memiliki smartphone.
Baca juga: Sempat Mengaku Pemulung yang Ditemui Risma, Nursaman Minta Maaf karena Keliru
Tuduhan ini pun bergilir deras di dunia maya. Alhasil banyak yang setuju dan tak sedikit juga yang membantah.
Atas tuduhan itu, Risma pun akhirnya angkat bicara.
Kompas.com pun merangkum beberapa fakta terkait tuduhan warganet terhadap dua pemulung itu hingga respon dari Risma sendiri.
Akun Twitter @Andhy_SP211 menyebut Kastubi bukanlah pemulung.
"Gembel ternyata bisa menjadi profesi yg menguntungkan,bisa ikut Drakor tanpa casting pastiny," tulis @Andhy_SP211 pada Rabu (6/1/2021) pukul 10.22 WIB.
Dalam twitnya, akun @Andhy_SP211 menyertakan dua foto wajah seorang gelandangan berambut dan berkumis putih, bertopi hitam, serta mengenakan masker.
Akun @Andhy_SP211 juga menyertakan tangkapan layar sebuah kiriman akun Facebook yang bernama Adhe Idol.
Baca juga: Risma Pekerjakan 5 Pemulung di Apartemen Milik Anak Usaha BUMN
"Kalau yg menghadap ke depan atau yg rambutnya putih/ubanan kek kenal itu, tukang jualan poster Soekarno Menang dia orang PDIP. Lokasi jualanya jln Minang kabau Manggarai, selain itu dia juga jualan kelapa muda. Terciduk juga,” demikian tulis akun Facebook Adhe Idol yang diunggah melalui Twitter @Andhy_SP211.
Ketika Kompas.com menemui Kastubi di Balai Rehabilitasi Pangudi luhur Bekasi, dia membantah semua tudingan itu.
"Saya bukan pelukis, peluk dan kiss saja," kata Kastubi bergurau.
Dia mengaku bertemu Risma saat baru bangun tidur di depan toko di kawasan Pasar. Saat bangun, dia langsung diajak Risma ke Balai Rehabilitasi Pangudi Luhur dengan iming-iming mendapatkan tempat tinggal layak.