Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risma Akan Dirikan Rusunawa di Jakarta dan Bekasi bagi Eks Pemulung dan Tunawisma

Kompas.com - 19/02/2021, 07:31 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Sumber

BEKASI, KOMPAS.com - Kementerian Sosial berencana untuk membangun rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Jakarta dan Bekasi, Jawa Barat, untuk menampung eks pemulung dan tunawisma.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Sosial Tri Rismahawini (Risma) saat peresmian Sentra Kreasi Asistensi Rehabilitasi Sosial atau Atensi di Balai Karya Pangudi Luhur Bekasi, Kamis (18/2/2021).

Rusunawa akan dibangun di dua lokasi, yakni di Balai Karya Pangudi Luhur dan Rumah Perlindungan dan Trauma Center Bambu Apus, Jakarta Pusat.

Baca juga: Saat Elektabilitas Risma Melonjak Usai Blusukan di Jakarta...

"Salah satu dampak sosial yang terjadi karena Covid-19 adalah banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggal. Kami beri solusi dengan membangun rusunawa," ujar Risma, seperti dilansir Kompas.id.

Pembangunan dua rusunawa itu akan dilakukan oleh Kementerian Sosial bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Dua rusunawa itu didesain masing-masing memiliki lima lantai dengan daya tampung sekitar 100 warga telantar.

Baca juga: Survei Median: Elektabilitas Risma di Bursa Cagub DKI Melonjak karena Blusukan

Aksi Risma "menjaring" pemulung dan tunawisma

Mantan Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, itu aktif menemui pemulung dan tunawisma di jalanan Ibu Kota semenjak dilantik sebagai menteri sosial oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhir Desember lalu.

Beberapa di antara pemulung dan tunawisma tersebut kemudian diboyong ke Balai Kemensos di Bekasi tersebut untuk mendapatkan pelatihan. Salah satunya adalah pria bernama Kastubi.

Pria 69 tahun ini yang sebelumnya berprofesi sebagai pemulung mengaku tidak betah tinggal di Balai tersebut karena terbiasa beraktivitas di luar ruangan.

Baca juga: Politisi PDI-P: Risma Berpeluang Jadi Penantang Serius bagi Anies

"Ya kalau pesan saya kalau tugas, tugaslah yang bagus. Kalau orang dikurung-kurung begini kurang bebas, kemerdekaan itu hilang. Biasa di jalan sih ya," kata Kastubi saat ditemui Kompas.com, Kamis (7/1/2021).

Kastubi mengaku sudah bertahun-tahun menjadi pemulung di sekitar Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Penghasilannya tak pasti. Dia biasa mengantongi uang Rp 9.000 hingga Rp 50.000 per hari.

Uang itu dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pria yang tinggal seorang diri ini. (Kompas.id/Stefanus Ato)

Artikel di atas sudah tayang di Kompas.id dengan judul "Kementerian Sosial Bangun Rusunawa di Jakarta dan Bekasi untuk Eks Pemulung".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com