Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Pengendalian Banjir Kali Cakung di Bekasi Tak Selesai Tahun Ini

Kompas.com - 01/03/2021, 20:23 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menganggap pengendalian banjir di wilayahnya akibat luapan Kali Cakung tak akan selesai dalam setahun.

"Belum bisa kalau tahun ini. Bertahap, karena kita perlu pembebasan lahan," ujar pria yang akrab disapa Pepen itu kepada wartawan pada Senin (1/3/2021).

Pemerintah Kota Bekasi kini disebut sedang fokus terhadap pengendalian banjir di wilayah sekitar Kali Cakung sebab penanganan Kali Bekasi ada di pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Kementerian PUPR.

Baca juga: Terdampak Banjir Kabupaten Bekasi, 2 Jalur KA antara Stasiun Kedunggedeh-Lemah Abang Selesai Diperbaiki

Dalam skema pengendalian banjir Kali Cakung versi Pepen, polder-polder air baru harus dibangun di sekitar aliran kali sebagai tangkapan air.

Beberapa titik polder air yang perlu dibangun membentang dari Perumahan Bumi Nasio Indah, Perumahan Graha Indah, Kawasan Jalan I Gusti Ngurah Rai Bekasi Barat, hingga Grand Kota Bintang.

"Harus ada polder air, jadi kurang lebih empat atau lima polder air yang harus kita bangun untuk pengendalian banjir di aliran Kali Cakung," ujar Pepen.

"Lahan yang tersedia baru di Jalan I Gusti Ngurah Rai, di sana kita sudah punya 2,2 hektar," tambahnya.

Baca juga: Sungai Cikeas Tersumbat, Berpotensi Jadi Penyebab Banjir di Bekasi

Pepen mengeklaim, polder-polder air baru ini dapat mengurangi potensi banjir hingga 50 persen. Dua puluh persen lainnya ialah perilaku warga agar tidak membuang sampah sembarangan dan 30 persen sisanya ada pada normalisasi volume Kali Cakung itu sendiri yang kini banyak terserobot oleh rumah-rumah di garis sempadan.

"Pengembalian fungsi-fungsi sungai yang menyempit dilakukan dengan penekanan restorative justice," jelas Pepen.

Ia mengakui bahwa sejak lama ada alih fungsi lahan di Kota Bekasi yang tak selalu legal. Pepen menganggap restorative justice sebagai jalan tengah.

Warga yang selama ini tinggal di garis sempadan sungai tanpa izin tak akan dipidana, namun harus membongkar rumahnya untuk keperluan normalisasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com