Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Pandemi Covid-19, Ini Keluh Kesah dan Harapan Tenaga Kesehatan

Kompas.com - 03/03/2021, 14:37 WIB
Ihsanuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah berlangsung selama satu tahun di Indonesia sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu. Selama setahun itu pula, para tenaga kesehatan berjibaku untuk menangani pasien Covid-19.

Rasa lelah dan jenuh sudah pasti muncul. Ini misalnya dialami Halimah Lelawati Suparya, tenaga kesehatan yang bertugas di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.

Halimah harus menginap di salah satu tower Wisma Atlet. Ia tak bisa pulang ke rumah untuk bertemu keluarga atau sekedar jalan-jalan untuk melepas penat. Alat pelindung diri lengkap mulai dari baju hazmat dan masker dua lapis harus ia kenakan tiap hari.

"Ngerasa capek sih iya, apalagi beberapa bulan terakhir tiap hari pasien selalu banyak, sedangkan tenaga kesehatan sangat terbatas," kata Halimah kepada Kompas.com, Rabu (3/3/2021).

Baca juga: Cerita Tenaga Medis Lansia Disuntik Vaksin Covid-19: Tidak Khawatir hingga Lebih Percaya Diri

Halimah menceritakan, ia menjadi relawan di RS Wisma Atlet Kemayoran pada Mei 2019. Ia ditempatkan di bagian rekam medis. Sejak awal mendaftar sebagai tenaga medis di RS Wisma Atlet, ia tak pernah menyangka bahwa pandemi akan berlangsung hingga satu tahun.

"Dulu enggak nyangka bakalan selama ini, karena pasien sempat menurun drastis. Kirain bakalan cepat selesai, tapi enggak lama dari penurunan itu malah terjadi lonjakan pasien yang berkali-kali lipat," kata Halimah.

Halimah pun sempat tertular Covid-19 pada akhir Januari lalu. Ia memang tak mengalami gejala parah akibat tertular virus Sars-Cov-2.

Namun, acara pernikahannya yang sudah direncanakan sejak jauh hari menjadi berantakan. Ia terpaksa harus hadir secara virtual ke acara pernikahannya sendiri dari sebuah ruang isolasi RS Wisma Atlet.

Halimah berharap pandemi Covid-19 bisa segera berakhir.

"Harapan saya, semoga pandemi ini cepat berakhir, jumlah pasien semakin menurun dan masyarakat bisa kooperatif untuk selalu menjadi protokol kesehatan," katanya.

Keluh kesah dan harapan serupa disampaikan Januari, salah satu tenaga kesehatan yang bekerja di Ambulans Gawat Darurat DKI. Selama satu tahun pandemi Covid-19, Januari harus beradaptasi dengan APD lengkap mulai dari baju Hazmat dan masker N95 yang dilapisi masker bedah.

Dehidrasi dan kekurangan oksigen dalam waktu kerja yang cukup lama sering ia rasakan. Rasa panas dan gerah sudah pasti. Namun demi keamanan dari paparan virus, ketidaknyamanan itu harus diabaikan.

Tak jarang Januari menemukan respon masyarakat yang ketakutan saat ia harus mengevakuasi pasien dengan APD lengkap. Namun, sering juga ia mendapat respon positif dan dukungan dari masyarakat.

“Banyak juga masyarakat yang kasih semangat, motivasi, saat evakuasi pasien yang kami bawa ke faskes, mereka kasih semangat dari kejauhan buat kami, nakes, dan pasiennya,” ujar Januari seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Pria yang akrab disapa Ari ini mengungkapkan, dukungan masyarakat sangat berarti baginya dan menjadi pemicu semangat menjalani tugas.

Ari juga merasa beruntung hingga kini dirinya diberi kesehatan dalam menghadapi virus tak kasat mata itu. Padahal cukup banyak tenaga medis yang berada di garda depan terpapar Covid-19.

Baca juga: Dinkes Depok Sebut 3 Persen Tenaga Medis Belum Divaksinasi Covid-19

Saat ini, Ari masih menanti jadwal vaksinasi Covid-19. Seharusnya ia divaksin pada akhir Februari lalu, tetapi saat itu tensinya cukup tinggi sehingga vaksinasi ditunda.

“Semoga bisa segera disuntikkan vaksinnya ya,” kata dia.

Ia berharap pandemi segera berakhir, sehingga semuanya bisa kembali normal. Ia menaruh harapan besar vaksin dapat menjadi kunci penanganan Covid-19, selain protokol kesehatan yang harus tetap dijalankan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com