Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Aziz, Juru Parkir yang Berjalan Merangkak Saat Mencari Rezeki demi Orang Tua Pergi Umrah

Kompas.com - 04/03/2021, 13:18 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi penyandang disabilitas tidak menghalangi niatan mulia Aziz (30), juru parkir di Pondok Bambu, Jakarta Timur, mengais rezeki supaya orang tua bisa pergi umrah.

Aziz sehari-hari bekerja sebagai juru parkir di rumah makan di daerah Jalan Pahlawan Revolusi, Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Ia diketahui telah bekerja di area tersebut selama hampir empat tahun.

Baca juga: Setahun Pandemi, Cerita Para Ibu yang Berprofesi sebagai Dokter, Beban Ganda Jadi Guru hingga Urus Keluarga

Keterbatasan fisik di mana ia harus merangkak untuk bergerak tidak menghalangi Aziz untuk menggeluti pekerjaannya.

Dilaporkan Tribun Jakarta, Aziz meninggalkan rumahnya di daerah Pondok Bambu setiap pukul 10.00 WIB untuk bekerja. Ia merangkak tanpa bantuan sarung tangan.

Aziz senantiasa mengenakan peluit saat mengatur tiap kendaraan yang hendak parkir atau keluar rumah makan.

Diakui Aziz, ia kerap diberikan uang sebagai ungkapan terima kasih dari tamu meski ia tidak mengharapkannya.

Pemasukan menurun selama pandemi

Seperti banyak masyarakat yang merasakan, Aziz mengaku pemasukannya saat ini berkurang ketimbang sebelum era pandemi Covid-19.

Bila dulu bisa mendapatkan Rp 100.000 per hari, sekarang setiap hari Aziz hanya dapat membawa pulang maksimal Rp 50.000.

"Penghasilan enggak tentu. Kalau dulu seharinya bisa Rp 50.000 sampai Rp 100.000," kata Aziz, dilansir dari Tribun Jakarta, Rabu (3/3/2021).

"Pas pandemi susah (cari uang). Paling sehari cuma Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu," tambahnya.

Tetap menabung demi umrah

Meskipun penghasilannya tidak menentu dan tengah turun, Aziz menekankan ia masih selalu menyisihkan pemasukannya untuk umrah orang tuanya.

Tekadnya tersebut timbul karena sebagai anak pertama, ia tak ingin menyerah pada kondisi fisiknya.

"Tetap bersyukur aja, kita harus bersyukur. Saya lagi kumpulin uang buat ibu umrah," ujar Aziz.

Sedikit pun itu, kata Aziz, ia selalu dapat menyisihkan pemasukannya untuk ditabung.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com