Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

22 WNA Dideportasi Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta pada Awal 2021

Kompas.com - 31/03/2021, 20:51 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Bandara Soekarno-Hatta mendeportasi 22 warga negara asing (WNA) selama awal 2021.

Kepala Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Romi Yudianto menyebut WNA itu dideportasi guna menjalankan fungsi kepengawasan dan penegakan hukum keimigrasian.

"Untuk deportasi 22 WNA itu didominasi kasus pelanggaran izin tinggal, yakni overstay atau melebihi batas waktu yang telah ditentukan pemerintah Indonesia," papar Romi melalui rilis resminya, Rabu (31/3/2021).

Baca juga: Imigrasi Jakarta Pusat Deportasi 154 WNA Sepanjang 2020

"Mereka melanggar Pasal 78 Undang Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian," sambungnya.

Dia mengatakan, ada 63 WNA yang dideportasi sepanjang 2020 dengan penyebab yang serupa.

Romi melanjutkan, Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta sempat menolak tiga pemohon paspor asal Indonesia pada tahun 2021.

Permohonan paspor ketiga warga negara Indonesia (WNI) itu ditolak lantaran tujuan pembuatan dokumen tersebut tidak jelas berdasarkan wawancara yang dilakukan pihak Imigrasi.

"Saat wawancara, akhirnya diketahui motif pemohon, atau ada ketidak cocokan informasi dengan data yang di-submit," ujar Romi.

Baca juga: Imbas Covid-19, Malaysia Deportasi 4.401 Pekerja Migran Indonesia via Entikong

Pada tahun 2020, pihaknya menolak permohonan paspor WNI sebanyak 42 pemohon dengan alasan yang sama.

Pemeriksaan terhadap WNI tak hanya dilakukan terhadap pemohon paspor, tetapi dilakukan juga terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI).

Berdasar pemeriksaan, sebanyak 59 PMI ditolak keberangkatannya oleh Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta pada 2021.

Penolakan keberangkatan PMI itu lantaran mereka tak dapat menunjukkan sejumlah dokumen yang wajib mereka miliki, yakni di antaranya adalah Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri elektronik (e-KTKLN), dan perjanjian kerja.

"Ada 47 PMI pada periode 2020 yang keberangkatannya ditolak Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta," tambah Romi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com