Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zakiah Aini dan Maraknya Teroris Wanita di Indonesia pasca ISIS

Kompas.com - 02/04/2021, 07:00 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi terorisme yang dilakukan oleh Zakiah Aini (25) di kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Rabu (31/3/2021) kemarin mencerminkan kebangkitan terorisme wanita di Indonesia.

Zakiah beraksi sendirian, atau dikenal dengan istilah 'lone wolf', sebagaimana dikonfirmasi oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Rabu malam.

"Yang bersangkutan ini adalah tersangka atau pelaku lone wolf berideologi ISIS. Terbukti dari postingannya di sosial media," ujar Listyo.

Baca juga: Profil Zakiah Aini, Pelaku Penyerangan Mabes Polri yang Dukung ISIS

ISIS dan peran teroris wanita

Berbeda dengan jaringan terorisme 'konvensional' yang lebih banyak menggunakan 'pejuang' pria sebagai martir, ISIS muncul sebagai organisasi militan yang juga menurunkan wanita dan anak-anak di garda terdepan penyerangan.

Buku Tackling Terrorists' Exploitation of Youth karya Jessica Trisko Darden mengungkap bahwa wanita dan anak-anak menjadi mayoritas pelaku bom bunuh diri Boko Haram.

Boko Haram adalah salah satu grup militan terbesar di Afrika yang bermarkas di Nigeria. Karena kedekatannya dengan ISIS, Boko Haram juga disebut Negara Islam Provinsi Afrika Barat.

Baca juga: Hasil Otopsi: Terduga Teroris Zakiah Aini Tewas akibat Tembakan di Jantung

Lebih lanjut, buku terbitan 2019 itu menjelaskan bahwa ISIS sengaja merekrut perempuan berusia 18 hingga 25 tahun untuk menjadi bagian dari sebuah unit yang dikenal dengan istilah 'Brigade Al-Khansaa'.

"Unit ini menggunakan kekerasan dan intimidasi untuk menerapkan hukum syariah".

Kebangkitan teroris wanita di Indonesia pasca ISIS

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC), diketahui bahwa jumlah narapidana terorisme perempuan di Indonesia merangkak naik sejak dideklarasikannya ISIS di tahun 2014.

Sebelum 2014, hanya empat perempuan yang dipenjara karena tuduhan melakukan aksi teror.

Baca juga: Detik-detik Mabes Polri Diserang, Terduga Teroris Masuk lalu Todongkan Senjata ke Polisi

Angka tersebut melonjak hingga mencapai 39 orang di September 2020, ketika IPAC mengeluarkan hasil studinya.

"Angka (narapidana terorisme perempuan di Indonesia) terus meningkat, dan di periode 2018-2019, polisi bahkan menangkap lebih dari 30 perempuan, semuanya mendukung ISIS," ujar IPAC dalam keterangannya, Senin (21/9/2020).

Radikalisasi ala ISIS

Menurut laporan IPAC berjudul Extrimist Women Behind Bars in Indonesia, diketahui bahwa banyak pendukung ISIS terradikalisasi melalui internet.

Beberapa juga melalui kontak dengan pendukung ISIS di pengajian-pengajian.

Selain itu, penyerangan-penyerangan yang pernah terjadi sebelumnya oleh kombatan ISIS efektif menumbuhkan kombatan-kombatan baru.

Baca juga: Kesaksian Ketua RT hingga Tetangga Soal Zakiah Aini: Sosok Tertutup yang Senang di Kamar dan Gonta-ganti Nomor Ponsel

"Sekelompok narapidana terorisme perempuan terinspirasi dari pengeboman di Surabaya, yang melibatkan seorang ibu dan anak-anaknya," tulis laporan tersebut.

"Mereka melihat sang ibu memasangkan sabuk peledak di pinggang anak-anaknya, lalu menjadikan itu sebagai contoh dari sebuah pengorbanan".

Meskipun banyak teroris perempuan terinspirasi dari melihat ataupun membaca kisah-kisah kombatan perempuan di Palestina, Irak, dan Chehnya, namun pengeboman di Surabaya menimbulkan dampak yang besar, beber IPAC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com