Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Longsor di Srengseng Sawah, Camat Jagakarsa Minta Warga Usul Pembebasan Tanah

Kompas.com - 05/04/2021, 21:07 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Camat Jagakarsa Alamsah berharap warga yang terdampak longsor di Jalan Haji Said, tepatnya di pinggir Sungai Ciliwung, RT 06 RW 02, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, bisa mengusulkan untuk pembebasan lahan.

Adapun pembebasan lahan nantinya berada di bawah kewenangan Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta.

“Kalau di sini kan bisa ditinjau ulang posisinya sehingga dia (warga) bisa pindah dan tempatin yang aman. Kami mengharapkan dia bisa mengusulkan entah terima atau gimana yang penting bantu usulkan karena menjadi wewenang provinsi juga,” ujar Alamsah seusai pertemuan warga dan BBWSCC di dekat lokasi longsor, Senin (5/4/2021) sore.

Baca juga: Warga Keluhkan Lambatnya Penanganan Longsor di Srengseng Sawah, Jagakarsa

Alamsah mengatakan, tak ingin warga di Jagakarsa menempati daerah yang tak nyaman. Adapun rumah warga yang terkena longsor berada di bantaran kali.

“Ini kan (lokasi) gak nyaman, pinggir kali banget sudah bantaran kali. Apalagi di posisi tikungan akan dikikis (air Sungai Ciliwung) terus,” tambah Alamsah.

Warga yang terdampak longsor tanah, ujar Ade Rahmat (47), pihaknya akan mempertimbangkan terkait rencana pembebasan tanah. Ia akan berkoordinasi dengan pihak keluarga besarnya.

“Kami juga gak saklek juga sih. Sebenernya mau pindah juga, kita juga tahu bahaya. Misalnya emang dinilai berbahaya, nanti bisa dipertimbangkan,” ujar Ade saat ditemui di rumahnya.

Baca juga: Warga Keluhkan Penanganan Longsor Lambat, Camat Jagakarsa: Ini Masalah Kewenangan

Sebelumnya, Ade mengeluh penanganan tanah longsor di sekitar rumahnya sangat lambat.

Peristiwa awal tanah longsor di pinggir Sungai Ciliwung tepat di depan rumahnya sudah terjadi sejak Februari 2020.

Penanganan tanah longsor di pinggir rumahnya itu terkesan hanya janji belaka. Peristiwa longsor itu sendiri sudah terjadi setahun lalu.

“Seolah-olah ada pembiaran tanah longsor dari tahun lalu. Enggak ada tanggapan serius, cuma janji-janji aja. Kami pinginnya ada tanggap darurat,” kata Rahmat di rumahnya, Senin (5/4/2021) siang.

Ia mengatakan, longsor di pinggir rumahnya sudah terjadi lima kali. Awalnya, longsor terjadi pada Februari 2020.

“Awalnya dapat sumbangan dari kelurahan Rp 7 juta. Itu bantuan hanya untuk warga terdampak longsor. Di tahun 2020 itu tiga kali longsor, tahun 2021 dua kali longsor,” tambah Rahmat.

Ia mengatakan, sudah pernah melaporkan bencana tanah longsor itu lewat aplikasi JAKI. Setelah itu, ada peninjauan dari pihak kelurahan.

“Setelah itu enggak ada kabar selanjutnya. Itu cuma tinjauan-tinjauan aja. Setelah itu lapor JAKI lagi,” ujar Rahmat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com