Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Bukan Pencuri Biasa, Bukan Pencurian Biasa

Kompas.com - 06/04/2021, 08:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MASIH ingat kisah pencurian bangunan di sebuah rumah mewah di Jakarta Barat? Bukan pencurian biasa, bukan pencuri biasa. Yang dicuri adalah barang-barang bangunan yang menempel di rumah itu. Rumah itu "dikuliti". Pencuri membongkar keramik, marmer, lampu kristal, kran, dan seluruh kaca.

Bekerja lebih dari 1 bulan, aksi kriminal ini tak ketahuan. Kok bisa?

Baca juga: Fakta Rumah Mewah di Kebon Jeruk Dibongkar Kuli Bangunan, Bahan Material Digasak Komplotan Maling

Program AIMAN kali ini mengangkat soal fenomena pencurian yang baru pertama kali terjadi di Indonesia, bahkan mungkin dunia. Setidaknya belum pernah terdengar ada kasus serupa sebelumnya. 

Saya mengawalinya dengan datang ke lokasi. Garis polisi melintang di depan rumah itu. Saya sudah minta izin untuk meliput rumah ini. Sejumlah penyidik menemani saya masuk ke dalam rumah itu.

Betapa kagetnya saya melihat kondisi rumah yang porak poranda. Penjarahan yang luar biasa. Seluruh lantai dikuliti. Lampu kristal yang panjangnya 5 meter hilang. Marmer yang menempel di dinding rumah dibongkar.

Saya bertanya kepada Kapolsek Kebon Jeruk Komisaris Polisi Robinson Manurung bagaimana jalan ceritanya? Kenapa aksi yang berlangsung selama satu bulan lebih itu tidak terdeteksi?

"Otak pencuriannya diduga satu orang!" Kata Robinson.

Bagaimana bisa satu orang melakukan semua ini?

Dijual ke pengepul 

Otak pencurian ini bernama Ari. Ia sudah ditangkap. Ari menghubungi seorang pengepul barang bekas bernama Herman. Ari menawarkan kepada Herman untuk membeli semua isi rumah itu dengan harga Rp 10 juta. Ari mengaku sebagai pengembang yang dikuasakan oleh pemilik rumah.

Baca juga: Otak Pencurian Rumah Mewah di Kedoya Ditangkap, Sofa hingga Lemari Diboyong ke Kamar Kos

Ari beberapa kali mengantarkan Herman ke rumah tersebut. Masuk dengan bebas dengan sebelumnya membuka gembok yang kuncinya dimiliki Ari.

Herman yang belakangan diperiksa Polisi mengaku tidak mengetahui siapa Ari. Saya juga mewawancarai Herman yang berstatus saksi di kantor polisi.

Herman percaya kepada Ari karena Ari bolak-balik masuk ke rumah layaknya pemilik rumah. Diduga Ari telah mengubah gembok kunci dan merusak pintu utama untuk bisa dimasuki.

Lalu ke mana keramik, marmer, wastafel, lampu kristal, kran, dan seluruh kaca, hingga kloset?

"Saya kiloin (dijual ke pembeli barang bekas)!" jawab Herman.

Wawancara saya dengan polisi dan Herman tayang di program AIMAN pada hari Senin (5/4/2021) pekan ini di Kompas TV.

Baca juga: Tukang Dibayar Rp 125.000 untuk Bongkar Rumah Mewah Tak Berpenghuni di Kebon Jeruk

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com