Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenaga Kesehatan Khawatir Akan Terjadi Kenaikan Kasus Covid-19 Usai Lebaran

Kompas.com - 16/04/2021, 08:23 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Dampak menurunnya kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir mulai dirasakan oleh tenaga kesehatan. Beban kerja tenaga kesehatan mulai berkurang karena tak ada lagi penumpukan pasien.

Namun, kekhwatiran kasus Covid-19 akan meningkat lagi pasca-hari raya Idul Fitri masih membayangi. Oleh karena itu, tenaga kesehatan berharap masyarakat dapat mematuhi imbauan pemerintah untuk tidak mudik Lebaran.

Salah satu tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Halimah Lelawati Suparya, bersyukur dengan penurunan kasus Covid-19 di Ibu Kota dalam beberapa waktu terakhir.

Akibat penurunan kasus itu, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran sudah jauh berkurang.

Baca juga: UPDATE 14 April: Pasien Covid-19 di RS Wisma Atlet Kemayoran Terisa 1.308 Orang

Jumlah pasien di RSDC Wisma Atlet pernah hampir menembus 5.000 orang pada Januari lalu, dan keterisian tempat tidur mencapai 82,7 persen.

Namun, sejak Maret lalu, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RS Wisma Atlet mulai menurun seiring dengan berkurangnya kasus positif Covid-19 di Ibu Kota dan sekitarnya. Kini jumlah pasien Covid-19 tinggal berjumlah 1.300 orang.

Beban kerja tenaga kesehatan di RS Wisma Atlet pun tak seberat dulu.

"Karena pasien berkurang, beban kerja juga ikut berkurang," kata Halimah kepada Kompas.com, Jumat (16/4/2021).

Baca juga: [Update 15 April]: Bertambah 1.330, Kasus Covid-19 di Jakarta Kini 396.109

Halimah mengatakan, jam kerjanya memang tetap 8 jam per hari. Tak ada perubahan durasi kerja. Jam kerja hanya disesuaikan dengan waktu sahur dan buka puasa di bulan Ramadhan ini.

Namun, Halimah yang bekerja di bagian rekam medis ini merasakan betul beban kerjanya tak seberat dulu karena berkurangnya jumlah pasien.

Meski demikian, Halimah mengaku khawatir pasien di RS Wisma Atlet bisa meningkat pasca-Lebaran Idul Fitri. Meski pemerintah sudah melarang warga mudik pada 6-17 Mei, namun Halimah tahu betul banyak yang enggan mematuhi larangan tersebut dengan cara mencuri start pulang kampung.

Baca juga: Kakorlantas Polri Sebut Ada 333 Titik Penyekatan Mudik Lebaran 2021

"Sudah pasti (ada kekhawatiran kasus naik lagi) karena banyak sekali yang memaksakan pulang kampung," katanya.

Halimah pun berharap masyarakat yang tetap ngotot pulang kampung bisa tetap menjaga protokol kesehatan pencegahan Covid-19, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

"Sebelum pulang swab PCR atau antigen dulu agar tidak membawa virus ke kampungnya. Tapi lebih berharap agar masyarakat mematuhi pemerintah," kata Halimah.

Halimah sendiri memastikan tak akan pulang ke kampungnya di Sumedang pada Lebaran tahun ini. Ia tetap akan berjuang melawan Covid-19 dari RSDC Wisma Atlet.

Baca juga: Aturan Baru Kemenkes, Insentif Tenaga Kesehatan Langsung Dikirim ke Rekening Pribadi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com