Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Agung Sunda Kelapa dan Makna di Balik Atap Berbentuk Perahu

Kompas.com - 29/04/2021, 08:36 WIB
Ihsanuddin,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masjid di Indonesia pada umumnya memiliki kubah dengan berbagai macam ukuran dan bentuk.

Namun, Masjid Agung Sunda Kelapa bisa dibilang berbeda dari masjid pada umumnya.

Masjid yang terletak di Jalan Taman Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, ini sengaja dibangun tanpa kubah.

Mengutip laman Sistem Informasi Masjid Kementerian Agama, Masjid Sunda Kelapa dibangun atas prakarsa Ir Gustaf Abbas pada tahun 1960-an.

Abbas adalah arsitek lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mematahkan arsitektur masjid di Tanah Air pada umumnya.

Baca juga: Masjid Al Mustofa, Masjid Tertua di Kota Bogor

Alhasil, desain interior dan eksterior Masjid Sunda Kelapa dipenuhi simbol-simbol yang fleksibel, tidak kaku dengan simbol Timur Tengah yang kerap menjadi harga mati untuk arsitektur masjid.

Alih-alih berbentuk kubah, atap Masjid Sunda Kelapa berbentuk layaknya perahu.

Bentuk perahu itu adalah sebagai simbol Pelabuhan Sunda Kelapa, tempat saudagar muslim berdagang dan menyebarkan syariat Islam di masa lalu.

Selain itu, bentuk perahu adalah makna simbolik kepasrahan seorang muslim. Bagaikan orang duduk bersila dengan tangan menengadah, berdoa mengharap rahmat dan kasih sayang-Nya.

Masjid Agung Sunda Kelapa juga tak memiliki beduk, simbol bintang-bulan, dan sederet simbol yang umumnya ada dalam sebuah masjid.

Baca juga: Mengenang Habib Ali di Masjid Al-Riyadh Kwitang

Dalam merancang dan membangun masjid ini, Abbas tak sendirian. Ia didukung para jenderal di Menteng yang menyumbangkan dana awal untuk pembangunan masjid tersebut.

Para jenderal merasa harus meluruskan kekeliruan sejarah atas G30S/PKI dengan membangun sebuah masjid yang nyaman untuk pelaksanaan ibadah.

Karena pembangunan tak kunjung selesai, Pemda DKI Jakarta semasa Ali Sadikin merasa harus turun tangan untuk merampungkan pembangunannya.

Akhirnya, pada tahun 1970, masjid itu selesai dibangun.

Kehadiran Masjid Sunda Kelapa ini menjadi angin segar bagi masyarakat muslim yang tinggal di wilayah Menteng dan sekitarnya.

Sebab, saat itu rumah ibadah di sekitar Menteng didominasi oleh gereja bekas peninggalan Belanda.

Arsitektur masih dipertahankan

Masjid Sunda Kelapa di Menteng, Jakarta Pusat.KOMPAS.com/Ihsanuddin Masjid Sunda Kelapa di Menteng, Jakarta Pusat.
Kompas.com berkunjung ke Masjid Agung Sunda Kelapa pada Rabu (28/4/2021). Masjid tersebut masih mempertahankan arsitektur aslinya.

Saat akan memasuki area masjid, pengunjung disambut sebuah gapura berwarna hijau.

Terdapat tulisan "Masjid Agung Sunda Kelapa" berwarna emas di bagian atas gapura.

Sementara di sisi kiri dan kanannya terdapat ukiran kaligrafi Arab yang juga berwarna emas.

Baca juga: Masjid Agung Al-Barkah Bekasi: Dari Surau di Tanah Wakaf Menjelma Miniatur Timur Tengah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com