TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie membatalkan rencana jangka panjang merelokasi sejumlah warga di Perumahan Pondok Maharta untuk membangun tandon.
Pernyataan tersebut menanggapi adanya penolakan dari sejumlah warga atas rencana relokasi dalam rangka penanggulangan banjir di kawasan tersebut.
"Kalau memang enggak ada lahan kosong mungkin saja seperti itu (relokasi). Tapi karena ada lahan kosong, kami akan fokus kesitu. Ini rencana yang sedang kami tempuh saat ini, tidak yang lain," ujar Benyamin saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (27/5/2021).
Baca juga: Atasi Banjir, Pemkot Tangsel Berencana Relokasi Warga Pondok Maharta dan Kampung Bulak
Menurut Benyamin, Pemerintah Kota Tangerang Selatan telah berkoordinasi dengan pihak pengembang perumahan untuk menyediakan lahan kosong untuk dibangun tandon.
Dari hasil koordinasi, terdapat lahan seluas kurang lebih 9.000 meter persegi yang memungkinkan untuk membangun tandon penampung air.
Lahan tersebut terletak tak jauh dari lingkungan RW kawasan Perumahan Pondok Maharta yang paling terdampak banjir.
"Kebetulan posisinya tepat di sebelah RT RW yang selalu banjir. Berlokasi di titik koordinat banjir yang ada di komplek Pondok Maharta," kata Benyamin.
Saat ini, kata Benyamin, pihaknya tengah mengatur pertemuan dan membahas lebih lanjut wacana pembangunan tandon tersebut yang diharapkan bisa direalisasikan pada tahun ini.
Pemerintah Kota Tangerang Selatan berharap pelaksanaan pembangunan tandon tersebut bisa dilakukan oleh pihak pengembang.
Baca juga: Tolak Relokasi, Warga Pondok Maharta Tawarkan Solusi Atasi Banjir ke Pemkot Tangsel
"Harapannya pembangunan oleh pengembang, ini yang lagi dinegosiasikan. Nanti setelah dibangun, yang lain-lainnya serahkan kepada pemerintah kota," pungkasnya.
Sebelumnya, Warga Perumahan Pondok Maharta tak sepakat dengan rencana relokasi yang dipersiapkan Pemerintah Kota Tangerang Selatan untuk mengatasi banjir.
Tyas (27), warga Pondok Maharta, mengatakan bahwa rencana relokasi tersebut dinilai tidak tepat dan berpotensi merugikan warga.
"Enggak tepat kalau relokasi. Mengingat kami ini kan lokasinya strategis, sayang aja kalau harus direlokasi misalnya ke rumah susun atau tempat lain," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (25/5/2021).
Menurut dia, pemerintah kota seharusnya memikirkan rencana jangka pendek untuk mengatasi banjir yang kerap terjadi di kawasan perumahan tersebut.
Sebab, penanganan banjir yang selama ini dilakukan terbilang lambat dan tidak ada upaya antisipasi.