JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 yang terus melonjak membuat warga mulai kesulitan untuk mengakses swab test dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
Hal ini dialami Novi, warga Tangerang Selatan. Novi kesulitan saat mencari fasilitas swab test PCR untuk kakaknya yang sudah reaktif Covid-19 berdasarkan hasil swab test antigen.
Novi menceritakan, kakaknya melakukan tes antigen pada 19 Juni 2021 karena mengalami gejala mirip Covid-19 seperti demam dan lemas.
Hasilnya, kakak Novi reaktif Covid-19.
"Langsung lapor puskesmas. Karena gejala ringan, enggak masuk hitungan harus tes PCR," kata Novi kepada Kompas.com, Jumat (25/6/2021).
Baca juga: Kasus Covid-19 Meledak, Jakarta Krisis Tenaga Kesehatan
Puskesmas hanya meminta kakak Novi untuk melakukan isolasi mandiri di rumah dan memantau kondisinya via WhatsApp.
Namun, pada Rabu 23 Juni 2021, tiba-tiba kondisi kakak Novi langsung menurun.
"Pas ngedrop itu sesak napas, sama semacam gangguan lambung, diare. Dicek saturasi oksigen sudah di angka 80-91 begini aja naik turun," kata Novi.
Kondisi itu pun dilaporkan ke puskesmas. Namun, pihak puskesmas baru bisa menjadwalkan tes PCR dua hari kemudian. Itu pun hasilnya baru keluar tiga hari setelah tes dilakukan.
"Kami jadi khawatir, takut kenapa-kenapa, udah gitu kalau mau dirujuk buat dirawat harus bawa surat keterangan PCR kan," kata Novi.
Baca juga: Anies Bunyikan Alarm Covid-19: Ibu Kota Perlu Perhatian Ekstra
Akhirnya, Novi mencari fasilitas tes PCR mandiri yang hasilnya bisa keluar pada hari yang sama untuk sang kakak. Namun, Novi tetap kesulitan.
Ia menelepon sejumlah rumah sakit di area Pamulang, Tangerang Selatan. Namun, semuanya memberi jawaban bahwa hasil tes baru bisa keluar pada H+2.
"Alasannya karena lab overload," ucap Novi.
Ia juga sudah menghubungi layanan homecare PCR di aplikasi Halodoc. Namun, jawabannya juga sama, hasil baru bisa keluar dua hari setelah tes karena lab overload.
Akhirnya pada Jumat (25/6/2021) pagi, ia baru mendapatkan layanan tes PCR yang hasilnya bisa keluar pada hari yang sama di sebuah rumah sakit di BSD.
Baca juga: Jakarta Tidak Sedang Baik-baik Saja, Rekor 7.505 Kasus Baru hingga RS di Ambang Kolaps