Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Diprediksi Capai 100.000 Pasien Covid-19 antara 6-10 Juli

Kompas.com - 03/07/2021, 06:45 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa Ibu Kota saat ini dilingkupi suasana kedaruratan karena pandemi Covid-19.

Lonjakan kasus yang terjadi di Jakarta sangat parah, tak pernah dialami sebelumnya.

"Hari ini kita memiliki 78.000 kasus aktif. Yang pernah Kita miliki di Jakarta tertinggi 27.000, bulan Februari. Sekarang 78.000," ujar Anies di Mapolda Metro Jaya, Jumat (2/7/2021).

"Besar kemungkinan ini mencapai 100.000 dalam hitungan hari ke depan," ia menambahkan.

Baca juga: Terus Bertambah, 1.416 Anak di Jakarta Positif Covid-19

Dalam paparan yang disampaikan melalui kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta, Anies memperkirakan bahwa kasus aktif Covid-19 di Ibukota akan tembus 100.000 pasien paling cepat pada tanggal 6, atau paling lambat 10 Juli 2021.

Beberapa skenario disiapkan, mulai dari mengkhususkan seluruh RS kelas A untuk ICU Covid-19, mengalihfungsikan RSDC Wisma Atlet untuk penanganannya pasien bergejala berat, sampai menyulap stadion dan gedung-gedung konvensi untuk menangani kasus darurat kritis.

Pasalnya, dengan tren 40 persen kasus membutuhkan perawatan, artinya DKI Jakarta kelak akan memerlukan kemampuan untuk merawat lebih dari 40.000 orang.

Baca juga: UPDATE 2 Juli: Jakarta Tambah 9.399 Kasus Covid-19, Angka Tertinggi Selama Pandemi

"Dan ini adalah manusia yang harus diselamatkan, yang pasti keluarganya khawatir, yang pasti keluarganya tegang. Risiko kematian ada di situ," kata Anies.

"Saya ingin kita semua bersiap, ini yang saya maksud tadi kita masuk ke turbulence. Semua kencangkan sabuk pengaman. Seatbeltnya dipakai."

Selama masa PPKM Darurat hingga 20 Juli 2021 mendatang, warga Jakarta diingatkan agar menaati ketentuan untuk tinggal di rumah.

Baca juga: Hati-hati Hoaks Terkait PPKM Darurat, Simak Aturan Detailnya di Sini

Pembatasan aktivitas akan berlaku lebih ketat lagi bagi wilayah-wilayah yang masuk kategori zona merah dan oranye, yang sebaran wilayahnya dapat dilihat di corona.jakarta.go.id.

"Penegakan akan dilakukan tanpa pandang bulu. Tinggal lah di rumah, jangan melakukan aktivitas, kecuali memang esensial, kecuali kritikal, kecuali mendesak dan mendasar," kata dia.

"Itu saja. Insya Allah kita akan menghadapi tantangan ini sesegera mungkin dan akan kembali kepada suasana yang lebih tenang, masyarakat bisa beraktivitas dengan baik," tutup Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Indekos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com