Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Butuh 500 Kantong Plasma Konvalesen Per Hari, Blue Bird Akan Jemput Para Donor

Kompas.com - 12/07/2021, 14:04 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla atau JK mengatakan, diperlukan sekitar 500 kantong plasma konvalesen dari penyintas Covid-19 setiap harinya di Jakarta.

Hanya saja, target tersebut sulit untuk dipenuhi karena kurangnya jumlah penyintas yang ingin mendonasikan plasma konvalesennya.

"Sekarang kami tiap hari kurang lebih (menerima) 100 pendonor, yang kami butuhkan 500 di Jakarta per hari," ujar JK, di Jakarta, Senin (12/7/2021).

Baca juga: Sulitnya Mencari Donor Plasma Konvalesen, Banyak Penyintas Takut ke RS

Oleh karenanya, PMI akan menjemput "bola" dengan cara menggandeng perusahaan jasa transportasi Bluebird.

Armada taksi Bluebird nantinya mengantar jemput donor (penderma) plasma konvalesen di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Peluncuran layanan ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara PMI dan Bluebird di Markas PMI Pusat, Jakarta, Senin.

Sebanyak 10 mobil Bluebird dikerahkan untuk mengawali layanan penjemputan donor plasma konvalesen, seperti dilansir Antaranews.com.

Baca juga: Ini Syarat dan Cara Penyintas Covid-19 Donorkan Plasma Darah Konvalesen

Mekanisme penjemputan

Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia tersebut mengatakan, para donor dapat menghubungi Bluebird untuk dijemput dan diantar ke PMI.

Setelah selesai mendonasikan plasma konvalesennya, para donor akan diantar kembali ke rumah masing-masing.

"Siapa pun boleh menelepon Bluebird dan akan antar ke PMI, kemudian juga pulang nanti. Nanti mekanisme (lengkapnya) diatur," ujar JK.

Baca juga: Penyintas Covid-19 Jabodetabek Diajak Donor Plasma Konvalesen

Komisaris Utama Bluebird Group Holding Bayu Priawan Djokosoetono berharap program ini dapat membantu pemerintah dalam mengendalikan kasus Covid-19 yang semakin meningkat belakangan ini.

Layanan antar jemput ini, kata Bayu, akan disediakan sesuai kebutuhan yang ada.

"Kami siapkan sesuai kebutuhan, nanti akan kami lihat permintaannya kapan, waktu, dan di mana, kami akan coba siapkan kendaraannya," ujarnya.

Baca juga: Kasus Dokter Lois, dari Sesumbar Tak Percaya Covid-19 hingga Ditangkap Polisi

Syarat dan ketentuan mendonasikan plasma konvalesen

Kepala UDD PMI DKI Jakarta dr. Niken Ritchie M.Biomed, melalui Kompas TV, mengatakan bahwa ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi sebelum mendonasikan plasma konvalesen, yaitu:

  • Memiliki hasil swab positif dan negatif Covid-19,
  • Berusia di antara 18 hingga 60 tahun,
  • Ada dalam kondisi yang sehat dan fit.

Baca juga: IDI Panggil Dokter Lois yang Tak Percaya Covid-19 dan Sebut Pasien Meninggal Bukan karena Virus

Adapun persyaratan umum menjadi donor darah, seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 91 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah, adalah sebagai berikut:

  • Tidak menderita tekanan darah tinggi (hipertensi),
  • Tidak menderita kencing manis (diabetes mellitus),
  • Tidak mempunyai penyakit jantung dan pembuluh darah,
  • Tidak menderita atau pernah menderita Hepatitis B/C, Sifilis, dan HIV/AIDS.

Jangka waktu mendonasikan plasma konvalesen adalah minimal dua minggu dan maksimal tiga bulan dari mendapatkan hasil swab negatif agar kadar antigennya masih bagus.

"Donor plasma konvalesen menjadi terapi tambahan untuk proses penyembuhan pasien Covid-19 yang memiliki gejala berat hingga kritis," ujar Niken beberapa waktu lalu.

Artikel di atas telah tayang di Antaranews.com dengan judul "JK: Jakarta Butuh 500 Donor Plasma Konvalesen per Hari" dan "PMI Gandeng Bluebird Jemput Penyintas Covid-19 Donorkan Plasma Konvalesen".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com