Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Keluhkan Bau dari TPA Cipeucang, Pengelola Sebut akibat Pemadatan Tumpukan Sampah

Kompas.com - 16/08/2021, 13:22 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, SELATAN, KOMPAS.com - Warga di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, mengeluhkan aroma tidak sedap seperti bau sampah sejak Minggu (15/8/2021) malam.

Bau tersebut diduga berasal dari aktivitas pengelolaan sampah yang berlangsung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang.

Ahmad Bustomi (29), warga di kawasan Sampora, Cisauk, Kabupaten Tangerang, mengatakan, aroma tidak sedap tercium ketika dia keluar dari kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Cisauk.

"Cium juga semalam pas kebetulan turun di (Stasiun) Cisauk sama istri sama anak," ujar Ahmad, Senin (16/8/2021).

Baca juga: Video Viral Ambulans Dihalang-halangi Saat Bawa Bayi Kritis di Jatinegara, Kini Sudah Damai

Ahmad menduga, bau sampah tersebut berasal dari TPA Cipeucang. Meski begitu, bau tersebut tidak setajam sebelumnya, ketika penampungan sampah tersebut longsor pada 2020.

"Lumayan tapi enggak nyengat parah kayak pas longsor. Sekarang selewatan-selewatan saja itu pas malam," singkatnya.

Menanggapi hal itu, Kepala UPT TPA Cipeucang Tain Setiawan menjelaskan, aroma tidak sedap yang tercium oleh warga muncul akibat penataan tumpukan sampah di TPA Cipeucang.

"Sementara ini memang kami ada aktivitas pemadatan sampah, karena kan otomatis sampah itu harus kami rapikan ya dan kami tata," ujar Tain saat dihubungi.

Baca juga: Secercah Harapan Jelang Akhir PPKM Level 4: Kasus Aktif Covid-19 di Bawah 10.000, Jakarta Keluar dari Zona Merah

Akibat penataan tersebut, kata Tain, gas metana dari tumpukan sampah yang dipindahkan dan dipadatkan di lokasi lain itu keluar dan berembus ke kawasan sekitar.

"Kalau enggak ada aktivitas pemadatan atau penataan, katakanlah, tidak akan bau," ucap Tain.

Kendati demikian, Tain mengeklaim bahwa pihaknya sudah berupaya meminimalkan aroma tidak sedap dari gas metana selama aktivitas berlangsung.

Hal tersebut dilakukan dengan menyiram atau menyemprotkan cairan kimia untuk mengurangi bau dari gas metana yang berembus ke kawasan sekitar.

Baca juga: Terus Berkurang, Jumlah Pasien Covid-19 di RS Wisma Atlet Tersisa 1.503

"Kan sampah harus kami tata sedemikian rupa. Setelah itu, kami selalu berupaya dan berusaha semaksimal mungkin kami semprot dengan obat (cairan) penghilang bau," kata Tain.

"Namun, untuk meminimalisir saja. Kalau katakanlah untuk menghilangkan bau sampah, kayaknya kan enggak mungkin," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com