Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ibu 4 Anak Menjanda karena Covid-19: Suami Isolasi dan Enggak Pulang Lagi

Kompas.com - 19/08/2021, 16:43 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ibu Kokom adalah satu dari sekian banyak perempuan yang menjanda karena suaminya meninggal dunia setelah terpapar Covid-19.

Warga Paseban Kecamatan Senen, Jakarta Pusat ini harus menerima kenyataan suaminya dipanggil Sang Ilahi pada November 2020 lalu, meninggalkannya bersama empat orang anak.

Suaranya bergerat saat menceritakan bagaimana awal mula suaminya terpapar Covid-19.

Kokom mengaku ada satu penyesalannya, yakni tidak belajar banyak tentang gejala Covid-19 sehingga suaminya terlambat untuk ditangani medis.

"Kan kita masih bodoh ya mengenai Covid, jadi kita anggap sakit biasa karena memang suami saya penyakitan (memiliki komorbid). Jadi saya pikir itu bukan penyakit Covid karena kita juga masih awam mengenai Covid-19," kata dia saat menghadiri bantuan untuk anak yatim akibat Covid-19 yang diselenggarakan oleh salah satu partai politik di Jakarta Pusat, Kamis (19/8/2021).

Baca juga: Anies Sebut Jakarta Belum Sepenuhnya Aman dari Covid-19

Kokom mengatakan, saat itu suaminya dibawa ke klinik dan disebut hanya sakit biasa, gejala tipes.

Namun tipes yang disebut dokter klinik itu tak kunjung membaik sehingga Kokom membawa suaminya ke Puskesmas.

"Saturasinya itu sudah 52 (saat dibawa ke Puskesmas), jadi harus langsung ke (Rumah Sakit) Thamrin, dari Thamrin langsung isolasi terus enggak pulang lagi," tutur Kokom.

Tangis Kokom pecah. Suami yang dia cintai telah tiada dan meninggalkan Kokom bersama empat buah hatinya.

Anak pertama Kokom berusia 25 tahun, anak kedua berusia 20 tahun, dan anak ketiga berusia 11 tahun.

Kokom yang datang dalam program bantuan yatim akibat pandemi Covid-19 itu menggandeng Fabian, anak bungsunya yang berusia 8 tahun dan sudah masuk bangku kelas 3 sekolah dasar.

Baca juga: KPAI Dorong Pemda Data Anak yang Jadi Yatim Piatu akibat Covid-19

Kokom mengatakan, ujian tidak selesai sampai di situ. Ujian pandemi Covid-19 harus dia lanjutkan setelah hasil PCR anak bungsunya dinyatakan positif Covid-19.

Kokom yang berstatus negatif saat itu rela menemani anak bungsunya yang berstatus positif di tempat isolasi mandiri terkendali yang dibiayai pemerintah sampai memastikan si bungsu bebas dari Covid-19.

Wanita berusia 46 tahun ini bertutur, kesulitan yang dia alami sangat terasa saat sang suami tak lagi di sampingnya.

Anak pertama, kedua dan anak bungsunya harus menjalani isolasi mandiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com