JAKARTA, KOMPAS.com - Ibu Kokom adalah satu dari sekian banyak perempuan yang menjanda karena suaminya meninggal dunia setelah terpapar Covid-19.
Warga Paseban Kecamatan Senen, Jakarta Pusat ini harus menerima kenyataan suaminya dipanggil Sang Ilahi pada November 2020 lalu, meninggalkannya bersama empat orang anak.
Suaranya bergerat saat menceritakan bagaimana awal mula suaminya terpapar Covid-19.
Kokom mengaku ada satu penyesalannya, yakni tidak belajar banyak tentang gejala Covid-19 sehingga suaminya terlambat untuk ditangani medis.
"Kan kita masih bodoh ya mengenai Covid, jadi kita anggap sakit biasa karena memang suami saya penyakitan (memiliki komorbid). Jadi saya pikir itu bukan penyakit Covid karena kita juga masih awam mengenai Covid-19," kata dia saat menghadiri bantuan untuk anak yatim akibat Covid-19 yang diselenggarakan oleh salah satu partai politik di Jakarta Pusat, Kamis (19/8/2021).
Baca juga: Anies Sebut Jakarta Belum Sepenuhnya Aman dari Covid-19
Kokom mengatakan, saat itu suaminya dibawa ke klinik dan disebut hanya sakit biasa, gejala tipes.
Namun tipes yang disebut dokter klinik itu tak kunjung membaik sehingga Kokom membawa suaminya ke Puskesmas.
"Saturasinya itu sudah 52 (saat dibawa ke Puskesmas), jadi harus langsung ke (Rumah Sakit) Thamrin, dari Thamrin langsung isolasi terus enggak pulang lagi," tutur Kokom.
Tangis Kokom pecah. Suami yang dia cintai telah tiada dan meninggalkan Kokom bersama empat buah hatinya.
Anak pertama Kokom berusia 25 tahun, anak kedua berusia 20 tahun, dan anak ketiga berusia 11 tahun.
Kokom yang datang dalam program bantuan yatim akibat pandemi Covid-19 itu menggandeng Fabian, anak bungsunya yang berusia 8 tahun dan sudah masuk bangku kelas 3 sekolah dasar.
Baca juga: KPAI Dorong Pemda Data Anak yang Jadi Yatim Piatu akibat Covid-19
Kokom mengatakan, ujian tidak selesai sampai di situ. Ujian pandemi Covid-19 harus dia lanjutkan setelah hasil PCR anak bungsunya dinyatakan positif Covid-19.
Kokom yang berstatus negatif saat itu rela menemani anak bungsunya yang berstatus positif di tempat isolasi mandiri terkendali yang dibiayai pemerintah sampai memastikan si bungsu bebas dari Covid-19.
Wanita berusia 46 tahun ini bertutur, kesulitan yang dia alami sangat terasa saat sang suami tak lagi di sampingnya.
Anak pertama, kedua dan anak bungsunya harus menjalani isolasi mandiri.