JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga mahasiswa prodi Teknik Mesin Universitas Mercu Buana, Indro Indarto (37), Enggar Diswandoro (27), dan Rasdiwan Dwi Chandra (30), menciptakan alat menarik untuk tugas akhirnya pada Januari 2020 lalu.
Mereka membuat terobosan dengan menciptakan fuel block control system untuk mengatasi masalah penumpukan karbon di dalam tangki bahan bakar solar.
Sebagai informasi, fuel block control system adalah alat yang akan memberi peringatan kepada pengemudi, jika terjadi pengendapan atau pemampatan pada filter bahan bakar solar.
"Sehingga pemilik kendaraan dapat segera melakukan penggantian filter atau juga bisa sebagai indikator kapan filter harus segera diganti," ungkap Indro kepada Kompas.com, Senin (23/8/2021)
Indro mengatakan bahwa peran filter bahan bakar sangat penting agar mesin diesel bekerja dengan baik. Sebab, jika filter mampat, maka akan dapat menyebabkan kerusakan mesin atau menurunkan kemampuan tenaga mesin kendaraan.
Baca juga: Mahasiswa UI Rancang Fishrage, Pendingin Ikan Tanpa Listrik dan Es untuk Nelayan
Indro mengeklaim alat ini menjadi produk lokal pertama di Indonesia.
"Kami belum menemukan produk seperti ini di pasaran Indonesia, kami dapat mengeklaim bahwa hasil penelitian kami ini produk buatan lokal pertama di indonesia," kata Indro.
Namun, di pasar global sudah banyak kendaraan yang dilengkapi alat ini dengan harga mahal.
"Di Indonesia sendiri, masih jarang kendaraan yang terpasang sistem ini. Bahkan mungkin belum ada untuk kendaraan diesel yang sudah beredar di Indonesia. Khususnya untuk kendaran niaga seperti truk dan bis," kata Indro.
Baca juga: Gagas Limbah Metal Jadi Bahan Bangunan, Mahasiswa UI Juara 3 Dunia Metal Cup 2020
Dengan, pengembangan alat ini, Indro berharap banyak kendaraan diesel yang bisa memiliki fasilitas mahal dengan mudah dan lebih murah.
Namun, untuk saat ini alat yang diciptakan tiga mahasiwa Mercu Buana tersebut masih dalam bentuk purwarupa dan perlu pengembangan lanjutan agar bisa terpasang di seluruh kendaraan diesel.
"Kami belum bisa memberikan harga untuk dipasarkan. Tetapi alat tersebut sudah didaftarkan sebagai hak paten yang dijembatani oleh pihak kampus Mercu Buana," kata dia.
Penelitian setahun
Dalam proses penelitian dan penciptaan alat ini, Indro mengaku membutuhkan waktu satu tahun pengerjaan bersama teman-temannya. Indro dan kawan-kawan harus melewati perjuangan yang cukup berat.
"Kita menemukan beberapa kegagalan saat pengujian seperti kebocoran bahan bakar, kesalahan pembacaan alat, hingga kesulitan mencari spare part," kenang Indro.
Selain itu, kondisi timnya yang juga kuliah sambil bekerja menjadi faktor yang menantang, karena sulitnya mengatur waktu dengan pekerjaan utama.
Beruntung, Indro dan tim mendapat bantuan dari banyak pihak, termasuk perusahaan swasta saat pengujian alat.
"Dapat suport dari keluarga. Terima kasih juga saya ucapkan kepada Bapak Hadi Pranoto selaku dosen pembimbing, dan PT Hino Motors Sales Indonesia yang telah memberikan fasilitas untuk pengujian alat ini," ungkap Indro.
Indro berharap, ke depannya ada perusahaan yang mau mengembangkan alat tersebut agar bisa diproduksi secara massal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.