TANGERANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang membuka posko penyembuhan trauma (trauma healing) bagi narapidana (napi) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang.
Diketahui, posko tersebut didirikan untuk para napi yang melihat langsung peristiwa kebakaran yang terjadi di Blok C2 Lapas Kelas I Tangerang pada Rabu pekan lalu.
Posko trauma healing yang disediakan Dinkes bersama RSUD Kota Tangerang dan Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) bakal dibuka hingga Jumat besok, sejak Selasa (14/9/2021).
Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan, RSUD Kota Tangerang Amir Ali berujar, ada 83 napi yang telah mengikuti trauma healing hingga Kamis (16/9/2021) ini.
Baca juga: Dua Napi Korban Kebakaran Lapas Tangerang Masih Dirawat, Begini Kondisinya
"Angka ini masih akan terus bertambah. Jika trauma healing seperti ini tidak dilakukan, tidak menutup kemungkinan (bahwa) para napi dapat mengalami kecemasan yang lebih dalam atau depresi yang mendalam," papar Amir dalam keterangannya, Kamis.
Kata dia, dalam pelaksanaan penyembuhan trauma itu, ada belasan dokter psikiater serta psikolog yang dikerahkan.
Dokter psikiater dan psikolog dikerahkan lantaran banyak napi yang mengalami kecemasan dan kesulitan tidur.
"Belasan dokter psikiater dan psikolog diturunkan melakukan terapi kejiwaan dan terapi pengobatan, sejauh ini belum ada yang naik pada tahap rujukan," ungkap Amir.
Setelah trauma healing itu selesai pada Jumat besok, penyembuhan trauma selanjutnya akan dilakukan oleh Kementerian Hukum dan HAM.
Baca juga: Kondisi Tak Kunjung Membaik, 1 Napi Korban Kebakaran Lapas Tangerang Masuk ICU
Meski demikian, pihaknya siap untuk memberikan obat-obatan atau penanganan lanjutan jika diperlukan.
"Kami, Dinkes dan pihak RSUD, bersiap untuk kesiapan obat-obatan dan menerima napi yang sekiranya membutuhkan penanganan rujukan yang lebih mendalam," tuturnya.
Kepala Bidang P2P Dinkes Kota Tangerang Indri Bevy berujar, setelah melakukan trauma healing napi, pihaknya juga akan melakukan penyembuhan trauma petugas lapas.
Dia menambahkan, sejak Jumat pekan lalu, pihaknya telah melakukan pendekatan secara personal terhadap para napi yang melihat peristiwa kebakaran tersebut.
“Sebelum para napi bertemu dokter, Dinkes telah menyebar kuesioner dengan 29 poin pertanyaan," kata Bevy.
"Hasilnya, baru ditentukan mereka membutuhkan penanganan psikiater atau psikolog dengan berbagai status traumanya," sambung dia.
Seperti diketahui, kebakaran Lapas Tangerang terjadi pada Rabu dini hari pekan lalu. Akibat kebakaran itu, 41 napi tewas di tempat dan puluhan warga binaan terluka.
Kemudian, delapan napi meninggal saat dirawat di RSUD Kabupaten Tangerang. Total ada 49 napi yang tewas akibat kebakaran hebat tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.