Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Formula E, Pengamat Kritik Gubernur Anies Pelit Ngomong

Kompas.com - 18/11/2021, 07:04 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dikritik karena tak banyak bicara soal Formula E. Padahal, ada sejumlah ketidakjelasan dan kontroversi yang menyelimuti hajatan balapan mobil listrik yang bakal digelar pada 2022 itu.

"Jauh lebih gentle dan berani Gubernur NTB," kata analis politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, kepada Kompas.com, Rabu (17/1/2021).

"Jadi kalau lihat hajatan balapan Jakarta dan NTB, orang jauh lebih respek dengan NTB. Tidak ada gejolak, tidak ada kegaduhan, tidak ada resistensi, tidak ada laporan ke KPK. Artinya, jauh lebih clear dan jauh lebih siap," lanjutnya.

Baca juga: Anies Irit Ngomong Soal Formula E, Pengamat: Barang Dagangan Lagi Dipromosikan, Kenapa Malas Komentar?

Anies sudah berulang kali meninggalkan wartawan tanpa sepatah kata ketika ditanya soal Formula E pada sesi wawancara.

Selasa lalu, sesaat setelah mengantar Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD ke mobilnya di Pendopo Balai Kota DKI Jakarta, Anies hanya memberikan lambaian tangan, mengangkat jempol tangan kanannya, dan pergi saat ditanya soal Formula E.

Pada 8 September lalu, setelah melayani pertanyaan soal banjir dan ekonomi di masa pandemi, Anies melengos dan langsung balik kanan ketika ditanya soal Formula E 2022.

"Ini barang dagangannya lagi dipromosikan, tapi kenapa dia malas komentar?" kata Adi.

Padahal, Formula E merupakan hajatan yang dipersiapkan dengan serius oleh Pemprov DKI.

Keseriusan menggelar balapan itu, misalnya, terlihat dari besaran dana yang sudi digelontorkan hanya untuk membayar commitment fee, yaitu sebesar Rp 560 miliar.

Anies pun mendesakkan Formula E masuk dalam revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022 yang hingga sekarang tak kunjung dibahas di DPRD.

Anies juga sampai menggalang dukungan politik dari parlemen untuk menghindari interpelasi soal Formula E yang digulirkan oleh PDI-P dan PSI.

"Apa susahnya Anies ngomong soal Formula E? Kan tinggal dijawab, bahwa sedang proses atau sedang pematangan. Jawab sajalah sesuai apa yang jadi concern dan kebijakannya," ungkap Adi.

" Kalau yang ngomong orang lain kan orang tidak terlampau percaya. Misalnya yang ngomong adalah fraksi yang menolak interpelasi, kan orang tidak percaya, orang kan mau dengar gubernur," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com