JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus tewasnya seorang warga negara Nigeria berinisial KC di kantor Rudenim (Rumah Detensi Imigrasi) di Jalan Peta Selatan, Kalideres, Jakarta Barat, masih belum jelas.
Lebih dari dua pekan berlalu setelah kejadian, Kepolisian belum mau menjelaskan dengan alasan masih dalam penyelidikan.
Jenazah KC (31) ditemukan tergeletak di Rudenim pada Selasa (9/11/2021) pukul 12.20 WIB. KC ditemukan tepat setelah terjadinya kericuhan.
"Proses penyelidikannya masih berjalan," jelas Kapolsek Kalideres, AKP Hasoloan Situmorang saat dikonfirmasi, Jumat (26/11) 2021).
Baca juga: WN Nigeria Meninggal Dunia di Kantor Rudenim Jakarta, Penyebab Kematian Belum Diketahui
Meski sudah lewat dari dua pekan, hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil otopsi resmi dari RS Polri Kramar Jati, tempat di mana jenazah KC diotopsi.
"Sedang berjalan prosesnya. Kami masih menunggu hasil resminya," kata dia.
Sementara itu, pihaknya telah meminta keterangan sejumlah saksi terkait tewasnya KC.
"Ada tiga orang saksi, pihak-pihak yang mengetahui tentang kejadian tersebut," kata Hasoloan.
Selain itu, Hasoloan menyebut pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan Kedutaan Besar Nigeria untuk Indonesia selama proses penyelidikan.
"Tetap dilakukan koordinasi dengan Kedutaan Besar Nigeria. Koordinasi berjalan dengan baik," kata dia.
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Dirjen Imigrasi) mengakui adanya kericuhan antara detensi imigran (deteni) dengan petugas Rudenim Jakarta, pada Selasa siang.
Kepala Bagian Humas dan Umum Dirjen Imigrasi Arya Pradhana Anggakara menjelaskan, beberapa deteni asal Nigeria melakukan perlawanan fisik kepada petugas rudenim dan petugas dari Polsek Kalideres yang membantu pengamanan.
Para deteni, kata dia, menolak saat akan dipindahkan ke blok sel lainnya.
"Kegiatan pemindahan deteni ini sempat ricuh sehingga petugas menghentikan prosesnya dan kemudian melakukan persuasi kepada deteni," ungkap Angga, biasa dia akrab disapa, dalam keterangannya, Rabu (10/11/2021) malam.
Untuk menjaga kondisi keamanan Rudenim Jakarta, Angga beralasan, sembilan orang deteni yang melakukan perusakan pintu sel dan diduga provokator, dipindahkan ke kantor imigrasi berbeda di Jakarta.