Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Penjaringan Alami Krisis Air sejak 3 Bulan Lalu, Ini Respons Wali Kota Jakarta Utara

Kompas.com - 08/01/2022, 07:49 WIB
Kristian Erdianto

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Utara akan berkoordinasi dengan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) untuk mengatasi krisis air bersih yang dialami sebagian warga Kelurahan Penjaringan.

"Kami koordinasikan untuk segera perbaikan dan diberi alternatif dengan mobil tangki," ujar Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim, dikutip dari Antara, Sabtu (8/1/2021).

Baca juga: Keluhan Warga Kampung Baru Kubur: Tagihan Jalan Terus meski Krisis Air

Ali meminta keluhan warga ditindaklanjuti dengan mengecek saluran perpipaan di wilayah tersebut.

Sebab, kekurangan pasokan air bersih dapat disebabkan perpipaan dari master meter belum menyuplai air.

Dalam program master meter ini, Palyja memberikan fasilitas sambungan air bersih dengan menggunakan meter induk ke sejumlah lokasi di sisi barat wilayah Jakarta Utara, termasuk Penjaringan.

"Suplai airnya sudah ada di master meter," kata Ali.

Krisis air di wilayah Penjaringan terjadi sejak tiga bulan lalu. Pasokan air yang dihasilkan sedikit, bahkan berbau.

Hal ini dialami oleh sebagian warga di Kampung Baru Kubur. Warga berharap agar Palyja dapat segera memberi bantuan air untuk kebutuhan sehari-hari warga.

Ketua RT 07 Tony mengatakan, pasokan air selalu mati. Jika hidup pun airnya kotor, hitam, dan berbau busuk.

Terkadang air bersih hanya bisa diambil saat subuh, sekitar pukul 04.00 atau 05.00 WIB dengan volume yang sangat sedikit.

"Saya harus menunggu lama, baru penuh itu bak. Masa harus menunggu lama, nanti mesin pompa air bisa jebol," kata Tony saat ditemui di lokasi, Kamis (6/1/2022).

Baca juga: Tetap Bayar Tagihan meski Krisis Air, Warga Kampung Baru Kubur: Telat Sehari Denda Rp 35.000

Selain itu, warga tetap membayar tagihan meski sedang krisis pasokan air dari Palyja selaku operator.

"Kami tidak pakai (air) tetap bayar. Sama saja, pakai enggak pakai tetap bayar," tutur dia.

keluhan yang sama disampaikan oleh Emil, ibu rumah tangga warga RT 07 Kampung Baru Kubur.

Dia mengeluhkan soal tagihan yang harus terus dibayarkannya meski sudah tiga bulan krisis air. Bahkan, dia juga harus tetap membayar denda kepada Palyja.

"Kalau telat (bayar tagihan), lewat sehari dendanya Rp 35.000. Dendanya saja," kata Emil ketika ditemui, Kamis (6/1/2021).

Emil mengaku, kerap kali membayar tagihan air dalam sebulan sekitar Rp 200.000.

Bebannya pun makin bertambah karena dia harus mengeluarkan biaya untuk membeli air galon isi ulang sebagai pengganti.

"Paling kami beli air isi ulang saja. Sehari bisa 10 galon dengan biaya di luar biaya bulanan (untuk) Palyja. Satu galonnya Rp 6.000," kata Emil.

Baca juga: Krisis Air di Kampung Baru Kubur: Air Bau Bangkai tapi Tagihan Jalan Terus

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com