BEKASI, KOMPAS.com - Menjelang Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili, Kelenteng Hok Lay Kiong di Jalan Kenari, Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi, mulai bersiap.
Lampu-lampu lampion berwarna merah terpasang menghiasai langit-langit kelenteng. Lilin-lilin besar ditata sedemikian rupa di dalam area kelenteng.
Kelenteng tertua di Kota Bekasi ini menyimpan jejak perjuangan buruh Tionghoa melawan Kongsi Dagang VOC di Batavia.
"Pembangunan kelenteng itu terjadi karena sewaktu masa penjajahan, banyak buruh Tionghoa yang melawan VOC karena upah tidak layak," ucap Ronny Hermawan, Ketua Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong, saat dihubungi pada Senin (31/1/2022).
Baca juga: Menengok Hok Lay Kiong, Kelenteng Tertua Pembawa Rezeki di Kota Bekasi
Ronny menjelaskan, saat itu para buruh melawan VOC dengan keterbatasan senjata. Banyak di antara kaum buruh kemudian melarikan diri ke kawasan desa seperti Bekasi, Cikarang, Karawang, Pandeglang, Tangerang, dan sekitarnya.
"Karena ada kebutuhan beribadah, salah satunya membangun kelenteng. Jejak sejarahnya bisa kita lihat di Bekasi, Cikarang, Karawang. Kalau yang di Tangerang tuh, Tangerang Kota sampai ke Pandeglang kan banyak kelenteng, jalurnya ke sana. Terus sejarah yang lain ada juga makam-makam tua warga Tionghoa," jelas Ronny.
Sejak awal berdiri hingga kini, Kelenteng Hok Lay Kiong telah beberapa kali direnovasi.
Baca juga: Cegah Covid-19, Ibadah Imlek di Kelenteng Hok Lay Kiong Kembali Dibatasi
Banyak ruangan dan fasilitas yang ditambah untuk lebih mempercantik kelenteng yang didominasi warna merah dan emas itu.
“Ya jadi dulu mungkin masih kecil, tapi seiring dengan perjalanan oleh umat-umatnya dan banyaknya sumbangan yang diberikan, baik itu saweran atau swadaya, maka kelenteng dibangun dan diperluas sedikit demi sedikit, tapi tetap saja ini merupakan proses yang lama,” ujar Ronny.
Ronny mengatakan, dalam perayaan Tahun Baru Imlek besok, ibadah akan dibatasi guna mencegah penyebaran Covid-19, terutama varian baru Omicron.
"Kelenteng membatasi, beribadah juga dibatasi. Kalau sudah satu jam, bergantian dengan yang lain, seperti tahun lalu, dibatasi," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.