Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

499 Kasus Covid-19 di Setiabudi, Ini Alasan Mengapa Micro Lockdown Belum Diterapkan

Kompas.com - 07/02/2022, 21:01 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Jakarta Selatan belum menerapkan micro lockdown di Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, setelah ditemukan 499 kasus Covid-19.

Plt Camat Setiabudi Tomy Fudihartono mengaku masih menunggu aturan pemerintah pusat mengenai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk penerapan micro lockdown.

Sejatinya aturan micro lockdown pernah diberlakulan di Jakarta Selatan ketika PPKM berada status level 4. Adapun saat ini PPKM baru masuk level 3.

"Antara kasus dengan kenaikan level tidak nyambung. Sekarang kan masih level 3, tapi kasusnya naik. Nanti kalau level 4 baru berlaku (micro lockdown)," kata Tomy saat dihubungi, Senin (7/2/2022).

Baca juga: Bertambah 255 Kasus dalam 4 Hari, Kini Ada 499 Warga Setiabudi Terpapar Covid-19

Tomy mengatakan, pemberlakuan micro lockdown tanpa adanya kenaikan level dalam PPKM dikhawatirkan akan menuai protes masyarakat.

"Kalau kita lockdown orang pasti protes, kan belum level 4. Tapi kasus naik, jadi mana yang mau diintervensi. Kita tunggu arahan dari pemerintah," kata Tomy.

Sebelumnya, kasus Covid-19 di Kecamatan Setiabudi mengalami peningkatan sebanyak 255 kasus terhitung selama empat hari atau sejak 2 Februari 2022.

Tercatat sebelumnya ada 244 kasus Covid-19 pada 2 Februari 2022, kini menjadi 499 kasus aktif yang tersebar pada delapan kelurahan di Kecamatan Setiabudi.

Baca juga: Kelurahan Pasar Manggis Masuk Zona Merah, Camat Setiabudi: Belum Ada Arahan Lockdown

"Hingga tanggal 6 Februari 2022, tercatat ada 499 total kasus aktif. Untuk total keseluruhan ada 601, tapi ada 101 yang sudah sembuh," ujar Tomy.

Tomy menjelaskan, paparan Covid-19 tertinggi terjadi pada warga Kelurahan Menteng Atas yang mengapai 122 kasus.

Sedangkan kasus tertinggi yang kedua diikuti Kelurahan Karet Kuningan. Kasus di kelurahan tersebut kini mencapai 120 kasus, dengan angka kematian satu orang.

"Kemudian Kelurahan Karet ada 87 kasus, di Pasar Manggis ada 73 kasus, Kelurahan Setiabudi ada 46 Kasus, (Kelurahan) Guntur 19 orang, Kuningan Timur ada 18 kasus dan Kelurahan Karet Semanggi ada 14 kasus," kata Tomy.

Tomy mengemukakan, sejumlah warga yang terpapar telah ditangani oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta melalui puskesmas sesuai domisili pasien.

"Kalau penanganan itu sudah dilakukan oleh Dinkes DKI melalui Puskesmas. Apabila ada gejala perburukkan baru dirujuk ke rumah sakit rujukan," kaya Tomy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com