Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Harga Kedelai Tak Kunjung Turun, Perajin Ancam Naikkan Harga Tempe Pekan Ini

Kompas.com - 21/02/2022, 16:33 WIB
M Chaerul Halim,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Melonjaknya harga kedelai membuat ratusan perajin tempe di Kota Depok menuntut pemerintah agar menstabilkan harga kedelai.

Ratusan perajin tempe menggelar aksi protes di Sentra Produksi Tempe, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, Senin (21/2/2022).

Suprapto (43), perajin tempe di Kelapa Dua yang mengikuti aksi itu berencana menaikkan harga tempe jika harga kedelai belum turun

Baca juga: Harga Kedelai Meroket, Produsen Tempe: Kalau Naik Lagi, Kami Gelar Aksi di Jalan

"Iya. Kami akan menaikkan harga (tempe) kalau harganya (kedelai) enggak stabil bahwa kami akan menaikkan harga," ujar Suprapto usai aksi di Sentra Produksi Tempe.

Ia merincikan, misalnya untuk tempe berbalut daun pisang dijual Rp 2.500 per potong, sedangkan tempe berbungkus plastik ukuran kecil Rp 4.000 dan ukuran besar Rp 12.000. Nantinya, harganya akan dinaikkan masing-masing Rp 1.000.

"Daun pisang potongannya Rp 2.500 perpotong kalau misalnya besok naik jadi 3.500, kalau yang plastik harganya 4.000 naik jadi 5.000. Ada yang Rp 12.000 jadi Rp 13.000. Rata-rata Rp 1.000 per-papan tempe," kata Suprapto.

Kenaikan harga tempe rencananya dimulai pada Kamis mendatang setelah berakhirnya aksi mogok produksi tempe.

Ia mengaku sulit jika mengurangi ukuran tempe lantaran kenaikan harga kedelai.

Baca juga: Pengelola Pasar Slipi Minta Pedagang Tahu Tempe Tetap Berjualan jika Punya Stok

"Sekitar Rabu atau Kamis. Kalau kita enggak naikin (harga jual) enggak ke beli kedelainya. Kalu cuma mengurangi ukuran enggak bisa karena harganya (kedelainya) tidak terjangkau," kata dia.

Dikatakan Suprapto, keputusan menaikkan harga tempe tersebut seiring melambungnya harga kedelai yang kian melonjak dalam dua pekan ini.

"Dua minggu ini, dalam sehari kenaikan dua sampai tiga kali minggu-minggu ini. Dari Rp 9.000 hampir mendekati ke Rp 12.000 per kilo," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Paguyuban Dadi Rukun Mandiri Kota Depok Rasjani mengatakan, aksi ini diikuti oleh 120 perajin tempe.

"Kami keluarkan drum tempat cucian kacang, bahwa kami 120 perajin tempe benar-benar mogok produksi secara massal," kata Rasjani, Senin.

Baca juga: Harga Kedelai Melonjak, Perajin Tempe di Tangsel Terpaksa Kurangi Jumlah Produksi, Omzet Merosot

Mereka meminta pemerintah menurunkan harga kacang kedelai yang kini mencapai Rp 11.000 per kilogram.

"Sebelumnya, harga kedelai dari Rp 8.000 naik jadi Rp 9.000 itu waktu yang cukup lumayan. Saat ini dari Rp 9.000 hingga Rp 11.000 dalam waktu cepat," kata Rasjani.

Ia mengatakan, dalam dua tahun terakhir, harga kedelai naik secara bertahap. Namun, dalam satu bulan ini terjadi tiga kali kenaikan harga kedelai di pasaran.

"Kalau kenaikan (harga kedelai) hampir dua tahun ini yang benar-benar kencang sekitar sebulan. Bahkan satu hari sampai naik tiga kali," kata dia.

Rasjani berharap pemerintah segera merespons tuntutan para perajin tempe dengan menstabilkan harga kedelai.

Baca juga: Pedagang Warteg Mengeluh, Keliling Pasar demi Cari Tahu Tempe tapi Stok Kosong

"Harapan kami bersama kawan-kawan tukang tempe. Pemerintah mendengarkan protes kami untuk menstabilkan harga kedelai itulah harapan satu-satunya kami kepada pemerintah," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com