Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Macet di Benteng Betawi Imbas One Way Daan Mogot, Dishub: Penyebabnya Kereta Api

Kompas.com - 23/02/2022, 19:33 WIB
Muhammad Naufal,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangerang membantah bahwa kemacetan di Jalan Benteng Betawi merupakan imbas dari penerapan sistem satu jalur (one way) di Jalan Daan Mogot.

Kemacetan di Jalan Benteng Betawi yang terjadi pada Selasa (22/2/2022) itu timbul di dekat Stasiun Poris. Kemacetan disebut terjadi selama satu jam.

Kepala Dishub Kota Tangerang Wahyudi Iskandar mengeklaim, kemacetan di jalan itu merupakan imbas dari adanya jalan pelintasan sebidang.

Baca juga: Pemkot Tangerang Diminta Dengar Masukan Masyarakat soal One Way di Jalan Daan Mogot

Jalan pelintasan sebidang itu memang melintang di Jalan Benteng Betawi.

"Nah, kereta api itu biasanya trip perjalanan per 15 menit, sekarang kinerja kereta api itu berkembang. Per 7-8 menit sudah mulai melintas lagi," ujar Wahyudi melalui sambungan telepon, Rabu (23/2/2022).

Menurut dia, dengan adanya percepatan waktu yang dibutuhkan KRL untuk melintas di pelintasan sebidang itu, maka timbul penundaan di Jalan Benteng Betawi.

Selain itu, kata Wahyudi, adanya penyempitan jalan di Jalan Benteng Betawi juga menjadi penyebab penundaan yang menyebabkan kemacetan di sana.

"(Percepatan waktu KRL melintas) Ini menjadikan tundaan. Kemudian, di situ kan ada penyempitan jalan," sebut dia.

Baca juga: Komentar Dishub soal Kemacetan Imbas One Way Jalan Daan Mogot Terjadi di Jalur Lain

Dua penyebab kemacetan di Jalan Benteng Betawi itu, kata Wahyudi, berdasarkan pengatamannya pada hari Selasa kemarin.

Dia menuturkan, jika memang kemacetan di jalan tersebut merupakan imbas dari one way Jalan Daan Mogot, pengendara kendaraan bermotor seharusnya menghindari Jalan Benteng Betawi.

Padahal, menurut Wahyudi, kemacetan masih terjadi di Jalan Benteng Betawi.

"Jadi faktor penyebabnya, di situ itu adalah penumpukan (karena) kereta api," tegas Wahyudi.

M Harish Alfaruq (21), merupakan pengendara motor yang terjebak kemacetan di Jalan Benteng Betawi pada Selasa pagi kemarin.

Baca juga: One Way di Jalan Daan Mogot Tangerang Timbulkan Kemacetan, Pemkot Diminta Tinjau Ulang

Dia mengaku memilih melewati Jalan Benteng Betawi karena menghindari one way di Jalan Daan Mogot.

Harish menduga, kemacetan di Jalan Benteng Betawi lantaran banyak pengendara kendaraan bermotor yang juga menghindari Jalan Bouraq.

Kemacetan di Jalan Bouraq, imbas one way Jalan Daan Mogot, terjadi pada Senin kemarin.

Dengan kata lain, Jalan Benteng Betawi dijadikan jalur alternatif bagi pengendara yang menghindari Jalan Bouraq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com