Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Angin Kencang di Jakarta Disebabkan Dinamika Atmosfer di Samudra Hindia

Kompas.com - 07/03/2022, 13:36 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wilayah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya dilanda hujan lebat hingga angin kencang pada Sabtu (5/3/2022) dan Minggu (6/3/2022). Akibatnya, sejumlah pepohonan tumbang dan bangunan roboh.

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto menjelaskan, hujan lebat hingga angin kencang itu terjadi akibat adanya dinamika atmosfer di Samudra Hindia wilayah Sumatera hingga selatan Bali.

"Kondisi ini meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan sirkulasi siklonik di wilayah Jabodetabek hingga Jawa Barat," kata Guswanto, dikutip dari siaran pers, Senin (7/3/2022).

Berdasarkan pantauan citra radar dan satelit, kejadian angin kencang di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya dipicu keberadaan awan konventif seperti jenis cumulonimbus.

Awan tersebut bergerak dari wilayah barat Banten ke arah timur menuju wilayah Jakarta. Adapun dimensi awan tersebut memanjang dari utara ke selatan.

Baca juga: Wagub DKI Akui Ada Pembengkakan Anggaran Pembangunan Sirkuit Formula E

"Awan itu menimbulkan embusan angin yang cukup kencang hingga menyebabkan hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek," ujar Guswanto.

Selain menimbulkan angin kencang, sistem awan konvektif yang bergerak dari arah barat tersebut juga menyebabkan hujan di wilayah Banten dan Jabodetabek dengan durasi yang beragam.

"Angin kencang yang terjadi di Jakarta pada Sabtu (5/3/2022) menyebabkan terjadinya 39 kejadian pohon tumbang dan 2 kejadian bangunan roboh," kata dia.

BMKG memprediksi, fenomena cuaca ekstrem tersebut yang disertai hujan lebat dan angin kencang akan terjadi hingga April 2022.

Baca juga: Beratraksi di Tol Layang Kelapa Gading-Pulogebang, Rombongan Pengendara Motor Beralasan Tak Tahu Itu Jalan Tol

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta terus memonitor pepohonan yang rawan tumbang di Ibu Kota menyusul fenomena cuaca ekstrem tersebut.

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, pihaknya terus berkoodinasi secara intensif dengan perangkat terkait, mulai dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, Dinas Gulkarmat, hingga aparat kelurahan.

"Kami berkoordinasi secara intensif supaya memonitor pohon-pohon yang rawan tumbang di wilayahnya," kata Isnawa.

Selain itu, pihaknya juga meminta keterlibatan masyarakat untuk turut membantu memantau pepohonan yang rawan tumbang.

Pohon-pohon yang sudah tidak sehat akan sangat rawan tumbang apabila cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang terjadi.

Baca juga: Cuaca Ekstrem di Jabodetabek, Pohon Tumbang hingga Pengemudi Ojek Tewas Tertimpa Rambu Jalan

Ciri-ciri pohon itu antara lain batangnya yang keropos, tajuk tidak seimbang, adanya kerusakan akar, keterbatasan zona akar, dan kemiringan batang pohon lebih dari 30 derajat.

"Apabila menemukan pohon seperti ciri-ciri dimaksud, masyarakat dapat segera melapor melalui aplikasi JAKI," kata Isnawa.

Lebih lanjut, Isnawa juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada akan terjadinya cuaca ekstrem.

Masyarakat diharapkan dapat mengakses informasi dari berbagai kanal resmi BPBD DKI Jakarta dan situs bpbd.jakarta.go.id/peringatandini.

"BPBD DKI juga mengimbau kepada masyarakat apabila mengalami atau menemukan keadaan darurat, seperti pohon tumbang, papan reklame atau tiang listrik roboh dapat segera melapor melalui fitur JakLapor pada aplikasi JAKI atau menghubungi call center Jakarta Siaga 112," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com