JAKARTA, KOMPAS.com - Selasa (26/4/2022) menjadi hari penting dalam catatan sejarah politik DKI Jakarta, khususnya di lembaga legislatif yang bermarkas di Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Pasalnya, satu nama yang tak asing duduk di kursi pimpinan DPRD DKI Jakarta, M Taufik, resmi lengser dari jabatannya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI usai dicopot oleh partainya sendiri, Gerindra.
Sidang paripurna pencopotan jabatan Wakil Ketua DPRD DKI itu dipimpin langsung oleh Taufik, dengan didampingi Wakil Ketua lainnya dari Fraksi PAN, Zita Anjani.
Taufik sejatinya bukan orang asing di jajaran pimpinan anggota Dewan. Dia menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta sejak 2014 lalu.
Sosoknya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra DKI Jakarta juga disegani banyak orang. Selama 12 tahun, Taufik menjadi nahkoda utama partai berlambang kepala garuda itu di wilayah Jakarta.
Baca juga: Soal Isu M Taufik Akan Pindah Partai, Ketua DPD Gerindra DKI: Jangan Dikompor-komporin
Di bawah kepemimpinannya, Gerindra DKI Jakarta berhasil memenangkan dua pasangan kepala daerah dalam dua pemilihan yang berbeda.
Pada 2013, Gerindra mencalonkan sosok Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dan mereka memenangkan pemilihan.
Empat tahun kemudian, Gerindra kembali meracik calon gubernur dan wakil gubernur di Ibu Kota. Di tahun 2017, Gerindra mengusung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, yang juga berhasil meraup suara terbanyak dalam pemilihan.
Polemik pencopotannya jabatan sebagai Wakil Ketua DPRD pertama kali diungkapkan M Taufik pada Jumat, 1 April 2022.
Dia secara terang-terangan memberikan keterangan pada awak media bahwa dia dicopot dari Wakil Ketua DPRD DKI atas perintah DPD Gerindra DKI Jakarta.
Taufik sempat menduga, alasan dia dicopot karena pernah mendoakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menjadi presiden RI selanjutnya pada acara pelantikan KAHMI Jaya 6 Februari 2022.
Baca juga: Dicopot dari Jabatan Wakil Ketua DPRD DKI, M Taufik Diyakini Tak Akan Tinggalkan Gerindra
Anies sendiri diketahui tidak berafiliasi pada partai manapun, termasuk Gerindra.
"Masa doa saja enggak boleh," kata Taufik, Jumat (1/4/2022).
Namun, belakangan Taufik meralat keterangan tersebut. Saat ditemui terakhir kali setelah pengumuman pencopotan, M Taufik menyebut pergeseran dalam organisasi adalah hal yang wajar.
Dia menilai sebuah partai politik sangat wajar merotasi kadernya untuk memberikan kesempatan regenerasi pada tunas baru.