Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belakang Kantor Wali Kota Jakarta Timur Jadi Lokasi Pembuangan Tinja Ilegal

Kompas.com - 19/05/2022, 13:32 WIB
Singgih Wiryono,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta mengungkapkan ada sejumlah tempat yang ditengarai menjadi lokasi pembuangan limbah di tinja di Jakarta, salah satunya ada di belakang kantor Wali Kota Jakarta Timur.

Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Dinas LH DKI Jakarta Yogi Ikhwan, Kamis (19/5/2022).

"Di daerah DI Panjaitan, di belakang Kantor Walikota Jaktim ada beberapa tempat yang kita identifikasi," ujar Yogi melalui sambungan telepon.

Sebelumnya diberitakan, sebuah truk kedapatan membuang tinja di Jalan Ahmad Yani, Matraman, Jakarta Timur, pada Selasa (17/5/2022) lalu, sekitar pukul 15.30 WIB.

Baca juga: Cerita Peserta UTBK di UI, Kaget Soal Berbeda dengan Materi yang Dipelajari

Dinas LH DKI Jakarta pun kemudian memberikan sanksi berupa denda sebesar Rp 500.000 kepada pelaku pembuangan.

Sanksi tersebut sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

Pengawasan di beberapa titik rawan pembuangan tinja lalu dilakukan sebagai upaya agar peristiwa tersebut tidak terulang kembali.

Yogi mengatakan, peristiwa pembuangan limbah tinja bukan kali pertama dilakukan oleh truk tangki penyedot tinja.

"Sudah beberapa kali sih kita tangkap," ucap dia.

Baca juga: Meski Boleh Lepas Masker di Tempat Terbuka, Pengguna KRL Tetap Wajib Pakai Masker di Area Stasiun dan Kereta

Ia menduga, biaya retribusi pembuangan tinja yang diberlakukan membuat para penyedot tinja enggan membuang tinja di lokasi yang disediakan PD Pal Jaya.

"Dia (pembuang tinja) enggak mau jauh ke tempat pengelolaan limbah atau daripada (harus) bayar, ya dibuang sembarangan, ada yang nakal-nakal (seperti) itu," kata Yogi.

Untuk itu, Yogi meminta masyarakat untuk menggunakan jasa resmi milik PD Pal Jaya atau jasa sedot WC yang memang bertanggungjawab mengelola limbah dan tidak membuang sembarangan.

"Jadi mendingan masyarakat menggunakan itu," imbuh Yogi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com