Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sertifikasi Tanah Gratis di Kota Bekasi Diduga Disusupi Pungli, Ketua RT: Yang Ngadu Siapa?

Kompas.com - 28/06/2022, 15:06 WIB
Joy Andre,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Program sertifikasi tanah gratis atau yang disebut Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) diduga telah disusupi praktik pungutan liar (Pungli).

Praktik pungli program PTSL ini terjadi di wilayah Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.

Mengutip Kompas.com, Selasa (28/6/2022), A, salah seorang warga Kelurahan Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, yang mengaku menjadi korban dari praktik pungli mengatakan bahwa praktik suap ini terjadi mulai dari lapisan paling bawah.

Menanggapi laporan praktik pungli di wilayahnya, Ketua RT 02 di RW 01 yakni Azis justru penasaran siapa warga yang melaporkan hal tersebut.

"Yang ngadu siapa dulu? Ya kalau kita boleh tahu," ucap Azis, dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/6/2022).

Baca juga: Pengendara Sepeda Motor Kecelakaan saat Hendak Salip Truk Kontainer di Bekasi, Satu Orang Tewas

Azis menjelaskan bahwa dirinya merasa tidak memiliki wewenang untuk menjawab persoalan pungli program PTSL tersebut. Ia mengatakan bahwa sudah ada tim yang disiapkan untuk menjawab persoalan tersebut.

"Kalau memang mau lebih jelasnya, ada tim di base camp yang akan jelasin lah," imbuhnya.

Dirinya mengutarakan bahwa selama program PTSL berjalan, ia tidak pernah mendapat laporan warga mengenai praktik pungutan hingga jutaan rupiah untuk sertifikasi lahan.

Sebaliknya, warga merasa terbantu dan secara ikhlas memberi uang kepadanya agar sertifikat lahan warga memiliki dasar hukum.

"Warga justru sangat terbantu. Malah kalau bahasanya, ada yang ngomong, Pak Haji, saya juga kan punya pikiran, kalau sudah rapi (jadi sertifikat), timbang rokok saja masak enggak ngasih?" tegasnya.

Baca juga: Sambangi Gereja di Kota Bekasi, Mensos Risma Salurkan Alat Bantu bagi Jemaat Penyandang Disabilitas

Ia menyebut, uang itu menjadi pemicu kinerja mereka. Menurutnya, pungutan itu juga turut dinikmati petugas BPN.

"Ya jujur saja, kadang-kadang kalau ‘sambutannya’ kurang kan dia (petugas BPN) juga kurang kinerjanya. Karena itu (proses PTSL) bisa tiga empat kali pengukuran dalam sehari," ungkap Azis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com