Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhkan Harga Elpiji Nonsubsidi Naik, Agen: Penjualan Makin Turun, Kadang Seharian Tak Ada yang Beli

Kompas.com - 14/07/2022, 15:38 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kenaikan harga elpiji ukuran 5,5 kg dan 12 kg alias elpiji nonsubsidi jenis Bright Gas dikeluhkan agen.

Fauzan, admin pangkalan elpiji di Jalan Suka Karya, Serua, Ciputat, Tangsel, mengatakan bahwa harga gas elpiji nonsubsidi naik drastis.

Sejak 10 Juli 2022, harga elpiji ukuran 5,5 kg naik Rp 11.000, dari semula Rp 96.000 menjadi Rp 107.000.

Kemudian, elpiji ukuran 12 kg naik Rp 24.000, dari semula Rp 194.000 kini menjadi Rp 218.000.

"Karena harganya naiknya tinggi banget, berpengaruh (terhadap penjualan). Soalnya kemarin ada beberapa yang ngambil 12 kg, (beralih) jadi ngambil yang 3 kg," ujar Fauzan saat ditemui, Kamis (14/7/2022).

Baca juga: 4 Tersangka Pengoplos Elpiji Bersubsidi Ditangkap Polisi di Bantar Gebang

Karena harga elpiji nonsubsidi kian melejit, penjualannya kini semakin menurun.

Sebelum harga naik, kata dia, elpiji ukuran 5,5 kg dan 12 kg bisa laku terjual sekitar 5 sampai 6 tabung gas dalam sehari.

"Tapi penjualannya ada perubahan, semakin menurun. Sekarang kadang 1 sampai 2 tabung doang yang laku. Kadang sehari enggak ada yang ngambil (beli)," jelas Fauzan.

"Kan yang 12 kg harganya sudah naik, jadi ada yang bilang nanti dulu, terus ada yang minta (ukuran) 3 kg, malah lebih laku yang subsidi," lanjut dia.

Menurut dia, dari segi penjualan, kemungkinan banyak pelanggannya yang beralih menggunakan tabung ukuran 3 kg.

Baca juga: Diperiksa Polisi, Istri Kadiv Propam Telah Beri Kesaksian Dugaan Pelecehan Seksual Brigadir J

Seperti diketahui, PT Pertamina Patra Niaga kembali menaikkan harga elpiji mulai 10 Juli 2022.

Harga elpiji atau LPG yang naik adalah ukuran 5,5 kg dan 12 kg alias elpiji nonsubsidi jenis Bright Gas. Harga elpiji Bright Gas naik sekitar Rp 2.000 per kilogram.

Adapun harga elpiji 3 kg tetap sama karena mendapat subsidi pemerintah.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menjelaskan, harga elpiji nonsubsidi naik karena mengikuti perkembangan harga minyak dan gas dunia.

Pada Juni 2022, harga elpiji berdasarkan Contract Price Aramco (CPA) menyentuh angka 725 dollar AS per metrik ton (MT) atau lebih tinggi 13 persen jika dibandingkan harga rata-rata sepanjang tahun 2021.

Pertamina menyatakan, porsi produk elpiji nonsubsidi hanya enam persen dari total komposisi elpiji nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com