Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perilaku Diskriminatif di Sekolah Dikhawatirkan Jadi Preseden Buruk

Kompas.com - 10/08/2022, 18:05 WIB
Muhammad Naufal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perilaku diskriminatif di sekolah dikhawatirkan dapat menjadi preseden buruk di dunia pendidikan.

Berdasarkan catatan Fraksi PDI-P Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, terdapat 10 kasus diskriminasi di sekolah negeri, di antaranya dugaan larangan memilih Ketua OSIS nonmuslim dan pemaksaan pemakaian jilbab.

Hal ini disampaikan Sekretaris Fraksi PDI-P Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI, Dwi Rio Sambodo, dalam pertemuan dengan Dinas Pendidikan DKI.

Baca juga: Siswi SMPN 46 Jaksel yang Dipaksa Pakai Jilbab Disebut Sudah Kembali Bersekolah

 

"Tentu itu (adanya kasus diskriminasi di Jakarta) akan menjadi preseden yang tidak baik untuk daerah-daerah yang lainya, apalagi kita telah dibaluti sebagai NKRI," ujar Rio, dalam pertemuan di Ruang Rapat Fraksi PDI-P, Jakarta, Rabu (10/8/2022).

Menurut Rio, kasus diskriminasi di sekolah merupakan fenomena puncak gunung es. Dia menduga banyak kasus yang tidak terekspos ke publik.

"Di kedalaman mungkin ada praktik demikian dengan berbagai bentuk (diskriminasi)," sambungnya.

Rio pun menegaskan, fraksinya tidak anti terhadap praktik berkeyakinan, namun seluruh pihak perlu mengedepankan komitmen terhadap keberagaman.

Dalam pertemuan tersebut Fraksi PDI-P memaparkan 10 kasus dugaan diskriminasi yang terjadi di sekolah negeri.

Salah satu contohnya kasus seorang guru SMAN di Jakarta Timur yang melarang siswa memilih ketua OSIS nonmuslim. Peristiwa ini terjadi pada November 2020.

Dugaan praktik intoleransi ini mencuat setelah beredar tangkapan layar yang berisikan instruksi TS dalam sebuah grup WhatsApp.

Baca juga: Siswi yang Diduga Dipaksa Pakai Jilbab Pilih Pindah dari SMA Banguntapan 1

Kemudian, ada pula kasus seorang warga yang menyampaikan keluhan tentang siswa nonmuslim di SMAN Jakarta Barat yang diwajibkan memakai jilbab saat hari Jumat. Alasannya adalah penyeragaman pakaian sekolah.

Selanjutnya, dugaan pemaksaan terhadap siswa di SMKN Jakarta Selatan untuk mengikuti pelajaran agama Kristen Protestan. Sementara, ada beberapa siswa yang menganut agama Hindu dan Budha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com