JAKARTA, KOMPAS.com - Mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) DKI Jakarta menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda, Senin (19/9/2022).
Dalam aksi unjuk rasa ini, massa IMM menyuarakan mengenai penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Berdasarkan pantauan, sejumlah peserta unjuk rasa langsung berorasi menggunakan satu mobil komando dan membawa beberapa spanduk yang bertuliskan nada protes terhadap pemerintah.
"#RezimGagal #IMMMenolakKenaikanHargaBBM," demikian tulisan spanduk yang dibawa peserta aksi.
Terlihat sejumlah petugas kepolisian berjaga di sekitar lokasi demo untuk mengamankan aksi unjuk rasa dari IMM.
Baca juga: Ada Demo Mahasiswa di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup Sementara
Kemudian arus lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Barat yang sebelumnya ditutup menggunakan kawat berduri dan barikade beton saat ini sudah buka.
Para pengendara dari Jalan Majapahit atau dari Jalan Medan Merdeka Utara kini dapat melintasi Jalan Medan Merdeka Barat.
Adapun aksi unjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat terus bergulir di sejumlah daerah di Indonesia sebagai bentuk respons atas kenaikan harga Pertalite, Solar, dan Pertamax diumumkan oleh Presiden Joko Widodo.
Harga baru BBM bersubsidi dan non-subsidi mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.
"Saat ini pemerintah membuat keputusan dalam situasi yang sulit. Ini adalah pilihan terakhir pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM sehingga harga beberapa jenis BBM akan mengalami penyesuaian," kata Jokowi, dalam jumpa pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Kepresidenan, Sabtu (3/9/2022).
Baca juga: Mahasiswa Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, 1.600 Personel Gabungan Disiagakan di Patung Kuda
Saat ini harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.
Dikutip dari Kompas.id, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa jika harga BBM bersubsidi tidak naik, beban APBN tahun depan semakin berat.
Hal ini ia sampaikan dalam Sidang Paripurna Tanggapan Pemerintah terhadap Pemandangan Umum Fraksi atas Rancangan Undang-Undang tentang APBN 2023 Beserta Nota Keuangannya, Selasa (30/8/2022), di Jakarta.
”Dengan pertimbangan tren harga minyak dunia, kurs rupiah, serta konsumsi pertalite dan biosolar yang melebihi kuota, jika harga BBM bersubsidi dipertahankan, jumlah subsidi dan kompensasi diperkirakan mencapai Rp 698 triliun hingga akhir tahun. Hal ini menjadi tambahan belanja RAPBN 2023,” kata Sri Mulyani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.