Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Korban Kebakaran Menteng di Lokasi Pengungsian, Sulit Dapatkan Air Bersih hingga Terpaksa Menumpang Buang Hajat...

Kompas.com - 29/09/2022, 09:45 WIB
Reza Agustian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terdapat 48 kepala keluarga atau 194 jiwa yang terdampak musibah kebakaran di permukiman Jalan Cikini Kramat, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (27/9/2022).

Ketua Rukun Warga (RW) 001 Kelurahan Pegangsaan Irawan Prasetyo mengatakan, para korban terdampak untuk sementara diungsikan di posko darurat yang berada di wilayah RW 001.

Menurut dia, bantuan untuk warga yang terdampak kebakaran terus mengalir dari berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta.

"Semua keperluan pengungsi sudah terpenuhi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kecamatan, Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat, dan beberapa dari Polres Metro Jakarta Pusat, Komando Distrik Militer (Kodim) 0501 Jakarta Pusat dan warga bahu-membahu membantu korban terdampak," ujar Irawan saat ditemui di lokasi kebakaran, Rabu (28/9/2022).

Baca juga: Ratusan Warga Korban Kebakaran di Menteng Butuh Bantuan Obat-obatan dan Kebutuhan Balita

Kendati Irawan mengungkapkan bahwa semua kebutuhan korban terdampak telah terpenuhi, namun salah satu warga bernama Aida (48) mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih di posko darurat.

"Kebetulan tempat mandi cuci kakus (MCK) airnya kecil, kalau buang air besar susah dan lama," kata Aida, salah satu warga yang rumahnya turut terbakar.

Untuk buang hajat, kata Aida, ia harus menumpang di rumah warga yang aliran listriknya masih menyala.

Sebab untuk saat ini, sejumlah rukun tetangga (RT) di area lokasi kebakaran aliran listriknya masih padam.

Baca juga: Warga Terdampak Kebakaran di Menteng Kesulitan Mendapatkan Air Bersih

"Jadi harus numpang dulu di rumah warga yang air dan listriknya hidup, untuk yang lain-lainnya juga cukup," ungkap dia.

Menurut Aida, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sudah mendirikan MCK untuk kebutuhan air bersih warga yang terdampak kebakaran. Namun, dia menyanyangkan lokasinya yang jauh dari permukiman terdampak kebakaran.

"Dari PDAM susah airnya, sudah ada paling di depan sana, tapi enggak tahu di mana, kami kan perempuan enggak bisa ditempat terbuka," ucap Aida.

Baca juga: Kisah Warga Menteng Berjibaku Padamkan Api Sebelum Damkar Datang, Tangan dan Kaki Alami Luka Bakar

Atas dasar tersebut, Aida berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan instansi terkait dapat segera mendirikan MCK yang lebih layak untuk warga terdampak kebakaran.

Layanan konseling traumatik

Pemerintah Kota Jakarta Pusat membuka layanan konseling traumatik untuk anak-anak korban kebakaran.

Irawan mengatakan, layanan tersebut dibuka Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat untuk korban yang mengalami trauma akibat musibah kebakaran.

"Tadi juga ada konseling buat psikis anak-anak terdampak kebakaran dari Sudin Sosial Jakarta Pusat," ujar Irawan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com