Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluh Kesah Warga Pejaten Timur Kebanjiran Delapan Kali, tetapi Merasa Tak Tersentuh Program Pemprov DKI

Kompas.com - 11/10/2022, 10:19 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir melanda beberapa titik di wilayah Jakarta imbas luapan air Kali Ciliwung setelah Bendungan Katulampa siaga satu atau bahaya pada Minggu (9/10/2022) malam hingga Senin pagi.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Senin hingga pukul 06.00 WIB, ada 53 RT di Jakarta yang terendam banjir.

Salah satunya di wilayah Jalan Masjid Al-Makmur, Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Banjir diperkirakan mencapai 40 sentimeter hingga 3 meter.

Banjir yang merendam permukiman warga disebut terjadi sejak Senin sekitar pukul 02.00 WIB dan baru mulai surut setelah lebih dari lima jam.

"Itu (pukul 06.00 WIB) mulai surut. Artinya air mulai turun, bukan tidak ada. Kalau bersih-bersihnya (surut total) baru sekitar pukul 09.00 WIB," ujar Vani, warga setempat saat ditemui di lokasi, Senin.

Baca juga: Banjir di Pejaten Timur Sudah Delapan Kali dalam Dua Bulan, Hari Ini Terparah...

Banjir yang terjadi di Jalan Masjid Al-Makmur pada Senin dini hari disebut merupakan yang kesekian. Total sudah delapan kali sejak pertengahan Agustus 2022.

Bahkan banjir yang terjadi hingga Senin pagi ini merupakan yang terparah dari tujuh kali yang pernah terjadi sejak dua bulan terakhir.

Kenaikan air pada banjir hari Senin ini disebut begitu cepat hingga masuk ke dalam permukiman warga.

"Kalau sebelum-sebelumnya tidak parah. Cuma baru hari ini yang parah, di dalam rumah saja sudah tinggi, gimana di depan rumah," kata Vani.

Belum ada program pemerintah

Vani menjadi salah satu warga yang mengaku cukup sudah lama tinggal di rumah petakan di Jalan Masjid Al-Makmur, Pejaten Timur, Pasar Minggu.

Seingat Vani, selama ini belum ada lagi program dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menangani persoalan banjir yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya.

"Kalau tidak salah sekarang belum ada lagi," kata Vani.

Vani mengatakan, program yang dilakukan pemerintah pada saat itu adalah mengeruk lumpur Kali Ciliwung.

Baca juga: Melesetnya Target Anies-Riza soal Banjir Jakarta Surut dalam 6 Jam, Ada Wilayah Terendam 12 Jam...

Adapun untuk lokasi Kali Ciliwung itu hanya berjarak beberapa meter dari permukiman warga.

Tampak tak ada dinding yang membatasi antara Kali Ciliwung dengan dataran rumah warga.

Halaman:


Terkini Lainnya

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com