Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Sirup Anak Dilarang, Emak-emak Pusing

Kompas.com - 20/10/2022, 21:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Beberapa orangtua di Kota Tangerang merasa resah dengan penyakit gagal ginjal akut misterius yang diduga disebabkan senyawa etilen glikol melebihi ambang batas pada obat sirup anak.

Salah satunya Tina (27), warga Kecamatan Pinang. Sebagai orangtua, Tina merasa khawatir dengan kabar ini.

"Berita ini bikin kepala emak-emak pusing," kata Tina kepada Kompas.com, Kamis (20/10/2022).

Kendati kabar tersebut membuatnya pusing, Tina tetap setuju dengan kebijakan pelarangan sementara peredaran obat sirup yang dicurigai menjadi pemicu penyakit misterius tersebut.

Baca juga: Daftar 5 Obat Sirup Mengandung Etilen Glikol yang Ditarik BPOM

"Kalau menurut gue sih enggak apa-apa dilarang dulu, tapi jangan lama-lama, harus cepat penelitiannya," kata dia.

"Ya soalnya, obat sirup itu salah satu cara mudah ngasih minum obat (pada) anak," tambah dia.

Tina menceritakan bahwa obat sirup kerap menjadi andalannya saat sang buah hati mulai merasakan demam atau meriang di rumah.

Namun, Tina juga mengaku bahwa saat dirinya ke rumah sakit membawa anak berobat, memang lebih sering diresepkan obat puyer oleh dokter.

Baca juga: Antisipasi Gagal Ginjal Akut, Dinkes Banten Setop Beri Obat Sirup, Diganti Puyer

"Tapi ya tahulah ya puyer itu pahit, anak kurang begitu suka, lebih suka rasa obat sirup pastinya," ucap dia.

Selain Tina, orangtua lain yakni Fitri (29) mengaku semakin berhati-hati memilih obat untuk anaknya sejak ada temuan keterkaitan obat sirup dengan penyakit gagal ginjal misterius pada anak-anak ini.

"Sekarang sih takut ya ngasih obat ke anak," kata Fitri saat dihubungi terpisah, Kamis.

Ia pun mengatakan bahwa obat-obatan sirup yang selama ini disimpan rapi bersama dengan obat-obatan anak lainnya di rumah, di simpan terpisah dan dijauhkan dari obat-obatan yang ada.

Baca juga: Dinkes Kota Tangerang Sidak Penjualan Obat Sirup ke Apotek hingga Bidan

Hal itu dilakukan Fitri untuk mengantisipasi kekeliruan memberikan obat yang mungkin terjadi saat mereka panik ketika kondisi anak-anak mereka tiba-tiba jatuh sakit.

"Sekarang sih udah dijauhin ya itu obat sirupnya, biar gak salah kasih," tuturnya.

Kementerian Kesehatan mencatat, jumlah kasus gagal ginjal akut pada anak mencapai 206 kasus yang tersebar di 20 provinsi, per 18 Oktober 2022. Dari jumlah tersebut, 99 anak meninggal dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com