JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Merry Hotma mengusulkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI agar mendirikan rumah sakit (RS) khusus anak.
Usulan ini disampaikan menyusul mencuatnya kasus gangguan ginjal akut pada anak yang meningkat di Ibu Kota serta penyakit anak lainnya.
Ia menyatakan, Pemprov DKI sejatinya telah memiliki program untuk anak melalui posyandu.
Namun, pengobatan melalui posyandu itu dinilai tak terlalu efektif ketika sang anak terkena penyakit seperti gangguan ginjal akut.
Baca juga: Tarif Deteksi Dini Gagal Ginjal Akut di Puskesmas DKI: Pakai BPJS Gratis, Bayar Mandiri Rp 30.000
"Fakta di lapangan, saya sudah 13 tahun jadi anggota dewan, ketika kita ingin merujuk atau meminta anak untuk masuk ke PICU atau NICU, (itu) begitu sulitnya," papar Merry di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (25/10/2022).
"Belum ada RS yang khusus memperhatikan bayi berpenyakit akut," sambungnya.
Ia menggambarkan, pasien bayi yang sudah menuju sembuh di ruang PICU/NICU tak mungkin dikeluarkan saat ada pasien bayi lain dengan kondisi lebih parah yang juga harus dirawat di ruangan sama.
Sebab, bisa jadi ketika dikeluarkan dari ruang perawatan, pasien bayi yang menuju sembuh justru tak kunjung bugar.
Baca juga: DPRD Dukung Pemprov DKI Pakai Belanja Tak Terduga Tangani Gagal Ginjal Akut
"Yang agak-agak sembuh keluarin dulu supaya ini (bayi sakit lain) masuk. Bayi lho, agak-agak sembuh dilepas alatnya bisa jadi bahaya," tegas Merry.
Berdasarkan gambaran itu, Merry meminta Pemprov DKI untuk segera mendirikan RS khusus anak.
Katanya, alat kesehatan beserta tenaga kesehatan di RS itu akan difokuskan untuk anak.
"Walaupun ini (RS khusus anak) memang belum ada di provinsi lain, DKI lah pioneer-nya. Why not? APBD kita tinggi, ini Ibu Kota Negara," tegas dia.
Diberitakan sebelumnya, data terbaru dari Dinkes DKI, tercatat hingga kini ada 90 kasus gagal ginjal akut.
Baca juga: Asal Pasien Gagal Ginjal Akut di Jakarta: 56 Persen Domisili DKI, 32 Persen dari Daerah Penyangga
"Data yang kami himpun mulai Januari (2022) sampai dengan kemarin terlaporkan 90 kasus dengan diagnosa gagal ginjal akut atipikal," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Selasa (25/10/2022).
Widyastuti menambahkan, dari data tersebut, 49 persen di antaranya meninggal.
"Kemudian sedang dirawat 26, yang survive 15 anak," ujar Widyastuti.
Sebelumnya, data per 22 Oktober 2022, tercatat ada 86 kasus yang sudah dilaporkan Dinkes DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.