Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Didiagnosis Usus Buntu, Anak di Cilincing Meninggal karena Gagal Ginjal Akut

Kompas.com - 26/10/2022, 20:54 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang anak perempuan bernama Fatimah Az Zahra (6), meninggal dunia setelah mengalami gagal ginjal akut pada Senin (3/10/2022).

Fatimah yang merupakan warga Kelurahan Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara itu, sempat diduga menderita usus buntu dan menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Ayah Fatimah, Hasan Basri (38) menceritakan awal mula putrinya mengalami penyakit yang belum diketahui penyebabnya itu.

Baca juga: RSUD Sawah Besar Periksa Obat yang Dikonsumsi Balita hingga Meninggal karena Diduga Gagal Ginjal

Pada 20 September 2022, Fatimah demam tinggi, lalu diberikan obat yang dibeli dari warung di dekat rumahnya.

"Pertamanya pada tanggal 20 September sakit panas, pas sakit panas kita kasih obat warung dulu," ujar Hasan saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Rabu (26/10/2022).

Lantaran sang buah hati tak kunjung membaik, ia pun membawanya ke klinik. Dokter kemudian meresepkan tiga jenis obat sirup, untuk mengatasi keluhan Fatimah.

"Kami bawa ke klinik Dompet Dhuafa, terus dikasih obat. Obatnya seperti biasa, kalau anak kecil kan sirup cair, ada tiga macam kalau enggak salah," tutur dia.

Baca juga: Pemkot Tangerang Siapkan RS Khusus untuk Tangani Gagal Ginjal Akut

Setelah itu, Hasan kembali membawa anaknya berobat ke dokter praktik umum terdekat.

Sayangnya, kondisi anak perempuannya tak kunjung membaik.

"Setelah tiga hari minum obat enggak ada perkembangan, malah timbul muntah. Jadi dia tiap kali makan minum itu muntah, selama sakit muntah terus," ucap Hasan.

Tak menunggu waktu lebih lama, Hasan dan istrinya, Novita (35) membawa anak mereka ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilincing guna menjalani perawatan sekitar tanggal 27 September 2022.

Baca juga: Segera Bawa Anak ke Faskes jika Alami Gejala Gagal Ginjal Akut Ini

"Setelah satu minggu, Selasa depannya (27 September) kami bawa ke RSUD Cilincing. Di RSUD Cilincing masuk UGD rawat inap, cuma waktu itu dugaannya usus buntu," terang dia.

Setelah didiagnosis usus buntu, pihak rumah sakit menyarankan untuk operasi. Ia pun menyetujui tindakan tersebut.

Setelah menjalani prosedur operasi, Fatimah dinyatakan menderita gagal ginjal akut.

Sebab, dia memiliki masalah infeksi saluran kencing, yang mana tak bisa mengeluarkan urine sehingga langsung dirawat secara intensif di ruang ICU.

Baca juga: Balita di Sawah Besar Diduga Gangguan Ginjal, Koma Setelah Minum Obat, Kemudian Meninggal

"Di ruang ICU itu hari Sabtunya, (1 Oktober 2022) siang dia udah enggak sadar, kesadarannya semakin memburuk sampai dia hilang kesadaran hingga siang," sebut dia.

Dari RSUD Cilincing, Fatimah pun dirujuk ke RSUD Pasar Rebo. Akan tetapi, pada 3 Oktober 2022, dia dinyatakan meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com