Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2022, 19:14 WIB
Ellyvon Pranita,
Jessi Carina

Tim Redaksi


TANGERANG, KOMPAS.com- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang telah menyiapkan rumah sakit khusus untuk menangani kasus gagal ginjal akut (GGA) misterius pada anak di Kota Tangerang.

"Jadi dari Dinkes, kami sudah menetapkan rumah sakit khusus," kata Kepala Dinkes Kota Tangerang dr Dini Anggraeni kepada media, Rabu (26/10/2022).

Namun, Dini belum bisa menyebutkan rumah sakit khusus yang akan digunakan sebagai untuk menangani temuan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Kota Tangerang.

Berdasarkan data Dinkes Kota Tangerang per tanggal 26 Oktober 2022, ada enam pasien terkonfirmasi positif gagal ginjal akut misterius.

Baca juga: Balita di Sawah Besar Diduga Gangguan Ginjal, Koma Setelah Minum Obat, Kemudian Meninggal

Empat pasien GGA dilaporkan meninggal dunia, satu pasien sembuh dan satu pasien lainnya sedang dalam perawatan.

Dini menjelaskan, dari beberapa pasien yang telah ditemukan itu, empat orang yang telah meninggal dunia sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Sementara, dua pasien lainnya baru dirawat di rumah sakit di Kota Tangerang, karena kondisinya masih bisa diatasi dengan fasilitas dan dokter yang ada di daerah.

Baca juga: 2 Anak di Cilincing Meninggal Usai Idap Gagal Ginjal Akut Misterius

"Tapi ya rumah sakit rujukan itu kan memang kompetensi spesialis dokternya hanya ada di beberapa rumah sakit rujukan pusat, RSCM dan RSAB Harapan Kita," kata dia.

"Jadi rujukannya terpusat di sana," tambah dia.

Dini menjelaskan, nantinya rumah sakit khusus untuk penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak di Kota Tangerang ini akan menangani kondisi pasien yang tidak begitu berat.

Pasalnya pihak rumah sakit juga akan menyesuaikan kondisi pasien dengan dokter spesialis yang bersangkutan, serta fasilitas yang ada.

"Apabila secara kompetensi di rumah sakit yang kita punya tidak bisa menangani, artinya ternyata nih proges pasien jni kan tergantung dari setiap pasien kan ya ada yang responnya cepat dalam pengobatan, ada yang tidak, ini harus segera di rujuk," tegasnya.

"Tapi kalau kompetensi dokter anaknya mampu ya kita selesaikan," imbuh dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pemkot Jaktim Bikin Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman, Jadi Contoh untuk Wilayah Lain

Pemkot Jaktim Bikin Kampung Tanpa Asap Rokok di Matraman, Jadi Contoh untuk Wilayah Lain

Megapolitan
Guru Honorer di SDN Malaka Jaya Terima Kuitansi Gaji Rp 9 Juta, Disdik DKI: Itu Rapel 2 Bulan

Guru Honorer di SDN Malaka Jaya Terima Kuitansi Gaji Rp 9 Juta, Disdik DKI: Itu Rapel 2 Bulan

Megapolitan
Pemkot Bogor Usulkan Hutan Cifor Situ Gede Jadi Kebun Raya Bogor 2

Pemkot Bogor Usulkan Hutan Cifor Situ Gede Jadi Kebun Raya Bogor 2

Megapolitan
Bocah yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Tewas di Pintu Air Manggarai

Bocah yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Tewas di Pintu Air Manggarai

Megapolitan
Antisipasi Banjir, Pemkot Jaktim Cek Kesiapan Waduk dan Sumur Resapan

Antisipasi Banjir, Pemkot Jaktim Cek Kesiapan Waduk dan Sumur Resapan

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir Rob Sempat Rendam Jalan Dekat JIS, Kini Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir Rob Sempat Rendam Jalan Dekat JIS, Kini Sudah Surut

Megapolitan
Pengemudi Ojol Gelar Aksi Bela Palestina, Jalan MH Thamrin Padat Merayap

Pengemudi Ojol Gelar Aksi Bela Palestina, Jalan MH Thamrin Padat Merayap

Megapolitan
Sering Dilintasi Truk, Warga Kampung Tanah Merah Minta Jalan Perjuangan Segera Diperbaiki

Sering Dilintasi Truk, Warga Kampung Tanah Merah Minta Jalan Perjuangan Segera Diperbaiki

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tersangkut Akar Pohon di Sungai Cikeas Bekasi

Jasad Perempuan Ditemukan Tersangkut Akar Pohon di Sungai Cikeas Bekasi

Megapolitan
Naik Rp 251 Miliar, APBD Kabupaten Bekasi Tahun 2024 Jadi Rp 7,37 Triliun

Naik Rp 251 Miliar, APBD Kabupaten Bekasi Tahun 2024 Jadi Rp 7,37 Triliun

Megapolitan
DSDA Jakarta Dukung Percepatan SPAM Jatiluhur I untuk Penuhi Kebutuhan Air Baku Masyarakat

DSDA Jakarta Dukung Percepatan SPAM Jatiluhur I untuk Penuhi Kebutuhan Air Baku Masyarakat

Megapolitan
Kisah Pasutri Paruh Baya Berjuang Bersama Mencari Kerja di 'Job Fair' Depok

Kisah Pasutri Paruh Baya Berjuang Bersama Mencari Kerja di "Job Fair" Depok

Megapolitan
Ayah di Tangsel Diduga Ingin Gugurkan Kandungan Anaknya dengan Minuman Soda dan Obat

Ayah di Tangsel Diduga Ingin Gugurkan Kandungan Anaknya dengan Minuman Soda dan Obat

Megapolitan
Jabodetabek Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem hingga 1 Desember 2023

Jabodetabek Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem hingga 1 Desember 2023

Megapolitan
Dipukul dan Ancam Tak Diberi Uang Jajan, Ayah Kandung di Tangsel Perkosa Anaknya hingga 18 Kali

Dipukul dan Ancam Tak Diberi Uang Jajan, Ayah Kandung di Tangsel Perkosa Anaknya hingga 18 Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com