Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Di Kawasan Patung Kuda, Massa GNPR Gelar Shalat Ashar Berjemaah

Kompas.com - 04/11/2022, 15:45 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Massa aksi dari gabungan organisasi masyarakat (ormas) Islam mengatasnamakan Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) menggelar shalat ashar berjamaah di sela-sela aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2022).

Pantauan Kompas.com, awalnya massa aksi GNPR mulai berdatangan ke lokasi sekitar pukul 13.35 WIB. Massa datang dengan cara "long march" dari Istiqlal.

Unjuk rasa ini diawali dengan lantunan ayat Al Quran dan shalawat oleh salah peserta aksi serta menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Lalu perwakilan massa pun berorasi menyampaikan tuntutannya, yakni meminta harga bahan bakar minyak (BBM) dan bahan pokok diturunkan, serta mendesak keadilan hukum ditegakkan.

Baca juga: Siang Ini, GNPR Gelar Aksi Demo 411, Akses Menuju Istana Negara Ditutup mulai 10.00 WIB

Tak lama, orasi dari massa aksi itu dijeda dan dilanjutkan dengan menggelar shalat ashar berjemaah serta doa bersama.

Hingga pukul 15.30 WIB, aksi penyampaian pendapat oleh massa aksi GNPR masih berlangsung.

Massa masih mengibarkan bendera dan membentangkan spanduk bertulisan aksi protes kepada pemerintah.

Sebelumnya, Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya telah menerima surat pemberitahuan rencana unjuk rasa bertajuk "Aksi 411" yang akan digelar oleh Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR).

Baca juga: Massa GNPR Padati Patung Kuda, Ada Menantu Rizieq Shihab

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan bahwa aksi yang digelar oleh gabungan organisasi masyarakat (ormas) Islam itu bakal berlangsung pada Jumat (4/11/2022).

"Untuk Aksi 411 di kawasan Patung Kuda akan dimulai pada pukul 13.00 WIB," kata Zulpan saat dikonfirmasi, Kamis (3/11/2022) malam.

Aksi 411 diperkirakan bakal diikuti oleh 750 orang.

Minta Jokowi mundur

Sementara itu, Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif sebelumnya menjelaskan, tuntutan yang dibawa dalam aksi kali ini adalah mendesak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk mundur dari jabatannya.

Diketahui, PA 212 menjadi salah satu dari sejumlah ormas Islam yang tergabung dalam kelompok GNPR.

Tuntutan itu disuarakan karena sebelumnya beredar kabar soal ijazah pendidikan Jokowi yang diduga palsu.

Baca juga: Bambang Tri Mulyono Cabut Gugatan Ijazah Jokowi, Ini Alasannya

Slamet pun mengklaim bahwa sampai saat ini pihak Istana belum bisa membuktikan keabsahan ijazah Jokowi.

"Sampai hari ini kan memang belum ada tanggapan dan jawaban dari Istana ataupun Presiden yang sampai saat ini belum bisa menunjukkan ijazah SD, SMP, dan SMA sampai perguruan tingginya," ujar Slamet dalam keterangannya, Kamis.

"Itu kenapa alasan kami menginginkan dan menyuarakan untuk legawa Pak Jokowi mundur," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com