Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal 2 Pintu Air di Manggarai, Bangunan Belanda Pengendali Banjir yang Kini Tak Lagi Digunakan

Kompas.com - 28/11/2022, 08:24 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pintu Air Manggarai yang berada di perbatasan Menteng dan Tebet, dua wilayah di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan, kerap menjadi perhatian saat musim hujan untuk melihat ketinggian air sebagai tolok ukur banjir.

Sejatinya ada empat Pintu Air Manggarai, yang dua di antaranya merupakan peninggalan Belanda.

Di samping pintu "tua" itu terdapat pintu air yang disebut petugas setempat baru saja dibangun beberapa tahun lalu.

Operator Pintu Air Manggarai Elang Bayu (22) mengatakan, pintu air ini menjadi pengatur aliran air Kali Ciliwung yang akan masuk ke Banjir Kanal Barat.

Baca juga: Melihat Pintu Air Manggarai yang Banyak Tumpukan Stereofoam Kemasan Mi Ayam dan Bubur

"Iya betul, tapi dari tiga pintu ini cuma dua yang peninggalan zaman Belanda kalau yang satu baru. Pintu yang zaman Belanda itu tidak pernah diubah, tapi cuma perawatan saja," kata Elang.

Dua pintu air zaman Belanda itu berwarna hitam, dengan dinding beton yang didominasi warna krem berpadu merah. Lebar pintu air itu diperkirakan sekitar 5 meter dengan tinggi mencapai 8 meter.

Pintu Air Manggarai, Jakarta yang disebut dibangun dan peninggalan zaman Belanda. Pintu Air Manggarai dibangun pada tahun 1914-1918. KOMPAS.com/Muhammad Isa Bustomi Pintu Air Manggarai, Jakarta yang disebut dibangun dan peninggalan zaman Belanda. Pintu Air Manggarai dibangun pada tahun 1914-1918.

Terdapat prasasti berbahasa Belanda pada di salah satu pintu air itu. Ukurannya sekitar 50 x 40 sentimeter dan berisi informasi mengenai pembangunan Pintu Air Manggarai, "Ransomes & Rapier. Makes Ipswich Englan 1914".

Di samping daun pintu air, terdapat rantai berukuran besar dan beton dengan katrol listrik untuk membuka dan menutup.

Baca juga: Sampah di Pintu Air Manggarai Kerap Menumpuk Saat Hujan Deras

"Pintu air Manggarai dibangun pada tahun 1914-1918 oleh Prof Ir Herman Van Breen. Tinggi pintu air ini diperkirakan 8 meter, karena pada saat itu dioperasikan, itu saat menutup sekitar tinggi itu (8 meter)," kata Bayu.

Herman van Breen merupakan ahli tata air Belanda yang ditugaskan pemeritah kolonial pada saat itu, untuk mengendalikan air dari hulu sekaligus membatasi volume air yang masuk ke kota.

Hal itu dilakukan pemerintah Belanda di Jakarta mengingat pemerintahan dan perekonomian Batavia masih berkutat di sekitar Kota Tua hingga ke Weltevreden, yang kini disebut wilayah Sawah Besar.

Berdasarkan catatan sejarah dari spanduk yang tertera di lokasi, Pintu Air Manggarai menjadi bagian pengendalian banjir di Ciliwung yang berfungsi mengalirkan air ke luar Jakarta.

Baca juga: Kisah Holmes dan Alat Beratnya di Antara Tumpukan Sampah Pintu Air Manggarai

Penyebab utama banjir adalah tingginya debit air kiriman dari daerah hulu di Jawa Barat saat musim hujan datang. Pengalihan air itu melewati kanal dari Manggarai sampai ke Muara Angke di Pantai Utara.

Aliran air itu akan mengalir ke Pasar Rumput, Dukuh Atas lalu belok ke arah barat laut di daerah Karet Kubur dilanjutkan ke arah Tanah Abang, Tomang, Grogol, Pademangan, lalu berakhir di sebuah reservoar di muara daerah Pluit.

Pemerintah Belanda kemudian menugaskan Herman van Breen untuk mengendalikan air dari hulu sekaligus membatasi volume air yang masuk ke kota

Bangunan pintu air yang sudah berumur dan masih kokoh ini memiliki peran penting sebagai pengendali banjir. Pintu Air Manggarai merupakan pintu air termasuk sebagai bangunan cagar budaya.

Hanya saja, dua pintu air yang memiliki sejarah panjang tersebut sudah tidak lagi digunakan meski diklaim oleh operatornya masih berfungsi normal.

"Terakhir itu digunakan tahun 2012. Kalau berfungsi sih itu masih berfungsi, karena masih kami rawat. Rantai kami kasih gemuk dan lainnya," tutup Elang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com