Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengosongan Aset SDN Pondok Cina 1 Batal, Pemkot Ajukan Dialog dengan Orangtua Murid

Kompas.com - 11/12/2022, 15:20 WIB
Joy Andre,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pihak Pemerintah Kota Depok akhirnya mengajukan untuk menggelar dialog dengan orangtua murid dari SD Negeri Pondok Cina 1.

Dialog itu diajukan setelah rencana pengosongan aset SDN Pondok Cina 1 batal dilakukan pada Minggu (11/12/2022).

Kepala Satpol PP Kota Depok N Lienda Ratnanurdianny mengatakan, pengajuan dialog dilakukan setelah rencana pengosongan aset sekolah berjalan alot.

"Harus ada forum untuk bisa berdialog lagi, kalau kami memaksa masuk, walau punya kewenangan karena ini aset pemerintah, namun melihat kondisi dan menjaga situasi yang kondusif, maka kami buka lah komunikasi daripada sekarang di jalan dan ngotot tidak ada ujungnya," ujar Lienda di lokasi, Minggu.

Baca juga: Satpol PP Akhirnya Pulang Usai 7 Jam Bertahan di SDN Pondok Cina 1

Lienda menyebut, pengajuan dialog dengan orangtua murid berdasarkan instruksi dari Pemkot Depok.

Dialog pun akan langsung digelar begitu kedua belah pihak, baik itu Pemkot Depok dan orangtua murid sepakat bertemu.

Sementara itu, kuasa hukum orangtua murid SD Negeri Pondok Cina 1 Airlangga Julio meminta agar Pemkot Depok mengundang semua pihak secara formal terutama yang dirugikan.

"Untuk melengkapi pertemuan ini, agar sebagai upaya formal, ada undangan resmi dari pihak Pemkot Depok kepada pihak orangtua," ucap Julio.

Baca juga: Orang Tua Siswa Adang Satpol PP Depok yang Hendak Kosongkan SDN Pondok Cina 1

"Setelah kami meninjau, baru kami akan sampaikan sampaikan kepada ibu (Kasatpol PP) kapan, kami bersedia dengan semua kelengkapan itu," tambah dia.

Sebelumnya, Pemkot Depok memang sudah berencana untuk memusnahkan seluruh aset SDN Pondok Cina 1.

Rencana pemusnahan itu tertuang dalam Surat Perintah Tugas Nomor 800/1144 - Trantibum dan Pamwal.

Dalam surat itu tertulis bahwa Satpol PP Kota Depok berencana untuk melaksanakan kegiatan pengamanan, pemusnahan bangunan Aset Pondok Cina 1.

Namun, rencana pemusnahan aset sekolah itu batal setelah orangtua murid terus melawan dan menolak untuk digusur.

Puluhan orangtua siswa SDN Pondok Cina 1 itu bahkan memilih bertahan dan mengadang anggota Satpol PP Kota Depok yang hendak mengosongkan bangunan sekolah.

"Satpol PP mau merangsek masuk. Dihalangi wali murid. Dari jam 05.00 orangtua dan relawan udah di sana. Ada yang nginep. Ada 14 pengacara juga di sana," ujar salah satu kuasa hukum orang tua siswa SDN Pondok Cina 1 Deolipa Yumara, saat dihubungi, Minggu (11/12/2022).

Deolipa mengatakan saat ini wali murid dan petugas Satpol PP sama-sama bersikeras untuk mempertahankan sikapnya.

Para wali murid bersikeras menuntut agar anak-anak mereka disediakan sekolah baru terlebih dahulu kemudian direlokasi.

Adapun SDN Pondok Cina 1 digusur karena lahan itu akan dibangun masjid agung.

Namun, sebagian orangtua tak terima karena Pemkot belum menyiapkan gedung pengganti dan hal itu membuat anak didik harus dilebur ke sekolah lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com